Pertama Kalinya Sejak Pandemi COVID-19, Hong Kong Berlakukan Lockdown
Sabtu, 23 Januari 2021 - 00:19 WIB
Namun kelompok yang bandel terhadap protokol kesehatan telah muncul di lingkungan Yau Tsim Mong, sebuah distrik berpenghasilan rendah yang terkenal dengan beberapa perumahan paling sempit di dunia.
Dalam beberapa hari terakhir, pejabat kesehatan mulai melakukan pengujian wajib di sekitar 70 bangunan di daerah tersebut, tetapi pemerintah sekarang telah memutuskan untuk menguji semua orang.
"Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi mereka yang bersembunyi yang belum menerima tes COVID-19," tulis SCMP mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya yang terlibat dalam rencana itu, yang dinukil Channel News Asia, Sabtu (23/1/2021).
Daerah ini juga menjadi rumah bagi banyak etnis minoritas, terutama warga Hong Kong Asia Selatan, sebuah komunitas yang sering menghadapi diskriminasi dan kemiskinan.
Awal pekan ini, seorang pejabat kesehatan senior memicu kemarahan ketika dia menyarankan penduduk etnis minoritas mungkin lebih mudah menyebarkan virus karena mereka suka berbagi makanan, merokok, minum alkohol dan mengobrol bersama.
Kritikus membantah bahwa kemiskinan dan kurangnya perumahan yang terjangkau memaksa orang untuk hidup dalam kondisi sempit adalah penyebab lebih mudahnya virus menyebar di distrik-distrik itu bukan ras atau budaya.
Pernyataan pejabat kesehatan itu juga muncul saat video para migran yang didominasi kulit putih menari saat makan siang di Pulau Hong Kong yang lebih makmur memicu kemarahan.
Dalam beberapa hari terakhir, pejabat kesehatan mulai melakukan pengujian wajib di sekitar 70 bangunan di daerah tersebut, tetapi pemerintah sekarang telah memutuskan untuk menguji semua orang.
"Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi mereka yang bersembunyi yang belum menerima tes COVID-19," tulis SCMP mengutip seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya yang terlibat dalam rencana itu, yang dinukil Channel News Asia, Sabtu (23/1/2021).
Daerah ini juga menjadi rumah bagi banyak etnis minoritas, terutama warga Hong Kong Asia Selatan, sebuah komunitas yang sering menghadapi diskriminasi dan kemiskinan.
Awal pekan ini, seorang pejabat kesehatan senior memicu kemarahan ketika dia menyarankan penduduk etnis minoritas mungkin lebih mudah menyebarkan virus karena mereka suka berbagi makanan, merokok, minum alkohol dan mengobrol bersama.
Kritikus membantah bahwa kemiskinan dan kurangnya perumahan yang terjangkau memaksa orang untuk hidup dalam kondisi sempit adalah penyebab lebih mudahnya virus menyebar di distrik-distrik itu bukan ras atau budaya.
Pernyataan pejabat kesehatan itu juga muncul saat video para migran yang didominasi kulit putih menari saat makan siang di Pulau Hong Kong yang lebih makmur memicu kemarahan.
(ber)
tulis komentar anda