Pidato Pepisahan Trump: Kita Bangsa yang Sopan, Serangan Capitol Ngeri
Rabu, 20 Januari 2021 - 08:22 WIB
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah mem-posting pidato perpisahan lengkapnya secara online. Dia membanggakan Amerika sebagai bangsa yang sopan, namun dia merasa ngeri dengan serangan massa di Gedung Capitol 6 Januari lalu.
"Untuk melayani sebagai Presiden Anda merupakan suatu kehormatan yang tak terlukiskan," kata Trump dalam pidato yang di-posting Selasa sore waktu Washington atau menjelang dirinya keluar dari Gedung Putih.
“Terima kasih atas hak istimewa yang luar biasa ini. Dan begitulah, hak istimewa dan kehormatan besar," ujarnya.
“Kita tidak boleh lupa bahwa, sementara orang Amerika akan selalu memiliki ketidaksepakatan, kita adalah bangsa yang luar biasa, sopan, setia dan warga negara yang cinta damai yang semuanya ingin negara kita berkembang, berkembang dan menjadi sangat, sangat sukses dan baik," paparnya.
“Semua orang Amerika ngeri dengan serangan di Capitol kami. Kekerasan politik adalah serangan terhadap semua yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi," lanjut dia.
“Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita harus bersatu di sekitar nilai-nilai kita bersama dan bangkit dari dendam partisan, dan menempa takdir kita bersama.”
Dia merefleksikan perannya sebagai "orang luar" politik, memuji para pendukungnya sebagai "gerakan politik terbesar" dalam sejarah AS.
"Untuk melayani sebagai Presiden Anda merupakan suatu kehormatan yang tak terlukiskan," kata Trump dalam pidato yang di-posting Selasa sore waktu Washington atau menjelang dirinya keluar dari Gedung Putih.
“Terima kasih atas hak istimewa yang luar biasa ini. Dan begitulah, hak istimewa dan kehormatan besar," ujarnya.
“Kita tidak boleh lupa bahwa, sementara orang Amerika akan selalu memiliki ketidaksepakatan, kita adalah bangsa yang luar biasa, sopan, setia dan warga negara yang cinta damai yang semuanya ingin negara kita berkembang, berkembang dan menjadi sangat, sangat sukses dan baik," paparnya.
“Semua orang Amerika ngeri dengan serangan di Capitol kami. Kekerasan politik adalah serangan terhadap semua yang kita hargai sebagai orang Amerika. Itu tidak pernah bisa ditoleransi," lanjut dia.
“Sekarang, lebih dari sebelumnya, kita harus bersatu di sekitar nilai-nilai kita bersama dan bangkit dari dendam partisan, dan menempa takdir kita bersama.”
Dia merefleksikan perannya sebagai "orang luar" politik, memuji para pendukungnya sebagai "gerakan politik terbesar" dalam sejarah AS.
tulis komentar anda