Korupsi, Presiden Wanita Pertama Korsel Divonis 20 Tahun Penjara

Kamis, 14 Januari 2021 - 13:47 WIB
Mantan presiden Korsel, Park Geun-hye, divonis 20 tahun penjara karena korupsi. Foto/BBC
SEOUL - Mahkamah Agung Korea Selatan (Korsel) menguatkan hukuman penjara 20 tahun yang dijatuhkan kepada mantan Presiden Park Geun-hye. Park Geun-hye dinyatakan bersalah atas penyuapan dan sejumlah kejahatan lainnya.

Vonis atas kasus korupsi bersejarah di Korsel ini menandai kejatuhan yang mencolok dari pemimpin wanita pertama dan ikon konservatif negara itu.

Keputusan itu berarti Park, yang digulingkan dari jabatannya dan ditangkap pada 2017, berpotensi menjalani hukuman gabungan selama 22 tahun di balik jeruji besi. Sebelumnya ia juga telah dihukum karena secara ilegal mencampuri nominasi kandidat partainya menjelang pemilihan parlemen pada 2016.



Namun penyelesaian masa hukumannya juga membuatnya memenuhi syarat untuk mendapatkan pengampunan khusus dari presiden, yang kemungkinan akan membayangi pemilihan presiden Korsel pada bulan Maret tahun depan seperti dikutip dari TVNZ, Kamis (14/1/2021).

Presiden Moon Jae-in, seorang liberal yang memenangkan pemilihan presiden setelah pemakzulan Park, belum secara langsung membahas kemungkinan membebaskan pendahulunya itu.

Tetapi setidaknya satu anggota terkemuka dari partai yang menaungi Moon yaitu Partai Demokrat, Lee Nak-yon, telah mengangkat gagasan untuk memaafkan Park dan mantan presiden yang dipenjara lainnya, Lee Myung-bak, yang menjalani masa hukuman 17 tahun atas tuduhan korupsi, sebagai isyarat untuk "persatuan nasional."

Park (68) menggambarkan dirinya sebagai korban balas dendam politik. Dia telah menolak untuk menghadiri persidangannya sejak Oktober 2017 dan tidak menghadiri sidang putusan MA pada hari ini.



Kantor Kepresidenan Korsel, yang baru-baru ini melihat tingkat populisnya turun ke posisi terendah karena masalah ekonomi, skandal politik, dan meningkatnya infeksi virus Corona, tidak segera menanggapi keputusan tersebut.

Park Geun-hye adalah putri diktator militer Korsel, Park Chung-hee, yang terbunuh. Ia dihukum karena berkolusi dengan orang kepercayaannya, Choi Soon-sil, untuk menerima suap dan pemerasan jutaan dolar dari beberapa grup bisnis terbesar di negara itu, termasuk Samsung, saat ia menjabat dari 2013 hingga 2016.

Dia juga didakwa dengan tuduhan menerima dana bulanan secara ilegal dari kepala mata-matanya yang dialihkan dari anggaran lembaga intelijen.

Menyusul aksi protes selama berminggu-minggu oleh jutaan orang, Park Geun-hye kemudian dimakzulkan oleh anggota parlemen pada Desember 2016 dan secara resmi dicopot dari jabatannya pada Maret 2017 setelah Mahkamah Konstitusi menguatkan pemakzulan tersebut.

Park awalnya menghadapi hukuman penjara lebih dari 30 tahun sebelum Mahkamah Agung mengirim kasusnya kembali ke pengadilan yang lebih rendah pada 2019.

Baca Juga: Hukuman Ditambah, Park Geun-hye Dipenjara 32 Tahun

Pengadilan Tinggi Seoul pada 2018 telah menghukumnya 25 tahun penjara setelah meninjau kasus penyuapan, pemerasan, penyalahgunaan kekuasaan dan hukuman lainnya berbarengan.

Namun Mahkamah Agung Korsel pada Oktober 2019 memerintahkan Pengadilan Tinggi Seoul untuk menangani dakwaan penyuapan Park secara terpisah dari dakwaan lainnya, berdasarkan undang-undang yang mewajibkan demikian untuk kasus-kasus yang melibatkan presiden atau pejabat terpilih lainnya, bahkan ketika dugaan kejahatan dilakukan berbarengan.

Pengadilan Tinggi Seoul telah memberi Park hukuman lima tahun atas dakwaan dana mata-mata pada Juli 2019, tetapi Mahkamah Agung Korsel juga memerintahkan pengadilan ulang atas kasus tersebut pada November.

Jaksa kemudian mengajukan banding setelah Pengadilan Tinggi Seoul menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada Park pada Juli tahun lalu atas tuduhan tersebut.
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More