AS Bersikeras Tuding China Coba Curi Penelitian Vaksin Covid-19
Jum'at, 15 Mei 2020 - 03:16 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bersikeras menuding China mencoba untuk mencuri penelitian Covid-19 miliknya. Terbaru, Washington mengutuk upaya aktor siber dan kolektor non-tradisional yang mempunyai keterkaitan dengan China untuk mencuri kekayaan intelektual dan data AS yang terkait dengan penelitian virus Corona.
"Perilaku RRC di dunia maya adalah perpanjangan dari tindakan kontraproduktifnya sepanjang pandemi COVID-19," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan. (Baca: China Dituduh Berupaya Mencuri Vaksin COVID-19 AS )
"Sementara Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami mengoordinasikan respons kolektif dan transparan untuk menyelamatkan nyawa, RRC terus membungkam para ilmuwan, jurnalis, dan warga negara, dan menyebarkan disinformasi, yang telah memperburuk bahaya krisis kesehatan ini," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/5/2020).
Komentar Pompeo datang sehari setelah Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengeluarkan pernyataan bersama untuk meningkatkan kesadaran terhadap apa yang mereka sebut ancaman terhadap penelitian terkait virus Corona dari aktor yang terkait dengan China.
Dikatakan FBI sedang menyelidiki pembobolan digital di organisasi AS oleh "aktor siber" yang terkait dengan China. Aktor ini berusaha mengidentifikasi dan secara ilegal mendapatkan kekayaan intelektual (IP) dan data kesehatan masyarakat terkait dengan vaksin, perawatan, dan pengujian dari jaringan dan personel yang berafiliasi dengan penelitian terkait Covid-19. (Baca: FBI Yakin Hacker China Coba Curi Penelitian Vaksin Covid-19 AS )
Pernyataan FBI-Departemen Keamanan Dalam Negeri AS tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang identitas target atau peretas.
Kedutaan Besar China di Washington mengutuk tuduhan dan menyebutnya sebagai sebuah "kebohongan." (Baca: China Bantah Tudingan AS Soal Beijing Coba Curi Penelitian Vaksin Covid-19 )
Pompeo sendiri telah mengkritik China, menuduhnya menutupi masa-masa awal pandemi dan menolak untuk berbagi informasi karena hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk secara tajam.
"Perilaku RRC di dunia maya adalah perpanjangan dari tindakan kontraproduktifnya sepanjang pandemi COVID-19," kata Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah pernyataan. (Baca: China Dituduh Berupaya Mencuri Vaksin COVID-19 AS )
"Sementara Amerika Serikat dan sekutu serta mitra kami mengoordinasikan respons kolektif dan transparan untuk menyelamatkan nyawa, RRC terus membungkam para ilmuwan, jurnalis, dan warga negara, dan menyebarkan disinformasi, yang telah memperburuk bahaya krisis kesehatan ini," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/5/2020).
Komentar Pompeo datang sehari setelah Biro Investigasi Federal (FBI) dan Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengeluarkan pernyataan bersama untuk meningkatkan kesadaran terhadap apa yang mereka sebut ancaman terhadap penelitian terkait virus Corona dari aktor yang terkait dengan China.
Dikatakan FBI sedang menyelidiki pembobolan digital di organisasi AS oleh "aktor siber" yang terkait dengan China. Aktor ini berusaha mengidentifikasi dan secara ilegal mendapatkan kekayaan intelektual (IP) dan data kesehatan masyarakat terkait dengan vaksin, perawatan, dan pengujian dari jaringan dan personel yang berafiliasi dengan penelitian terkait Covid-19. (Baca: FBI Yakin Hacker China Coba Curi Penelitian Vaksin Covid-19 AS )
Pernyataan FBI-Departemen Keamanan Dalam Negeri AS tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang identitas target atau peretas.
Kedutaan Besar China di Washington mengutuk tuduhan dan menyebutnya sebagai sebuah "kebohongan." (Baca: China Bantah Tudingan AS Soal Beijing Coba Curi Penelitian Vaksin Covid-19 )
Pompeo sendiri telah mengkritik China, menuduhnya menutupi masa-masa awal pandemi dan menolak untuk berbagi informasi karena hubungan antara Washington dan Beijing telah memburuk secara tajam.
(ber)
tulis komentar anda