Varian Baru Covid-19 Butuh Vaksin Baru
Kamis, 07 Januari 2021 - 10:17 WIB
Apa solusinya? Ahli vaksin di Universitas Wits, Profesor Helen Rees, mengatakan jika modifikasi lebih lanjut dari vaksin diperlukan untuk mengatasi varian baru. ”Teknologi vaksin yang sedang dikembangkan dapat memungkinkan ini dilakukan dengan relatif cepat,” ujarnya. (Baca juga: Akhirnya, Mendikbud Nadiem Pastikan Formasi CPNS Guru akan Tetap Ada)
Afrika Selatan baru-baru ini menolak saran dari pemerintah Inggris bahwa variannya lebih menular daripada yang ada di Inggris. Para ilmuwan bersikeras tidak ada bukti terkait hal itu, atau pun bahwa mutasi di sini membuat virus lebih mematikan.
“Kekhawatiran tentang mutasi di Afrika Selatan harus menambah tekanan global untuk menjalankan program vaksinasi yang cepat di seluruh dunia, dan tidak hanya di negara-negara kaya,” kata Res. "Karena varian-varian baru sudah menyebar ke negara lain, pentingnya memastikan bahwa vaksin tetap efektif terhadap varian baru merupakan kepentingan global," imbuh Rees.
Sementara itu, tim investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akan menyelidiki asal-usul virus corona di kota Wuhan ditolak masuk ke China. Dua anggota telah memulai perjalanan mereka ke China- namun satu orang ditolak masuk dan telah kembali, dan yang lainnya kini sedang transit di negara ketiga. Padahal, pada Desember lalu, Pemerintah China telah menyetujui sebuah penyelidikan oleh tim WHO di kota Wuhan - setelah melalui proses negosiasi yang memakan waktu berbulan-bulan. (Baca juga: Tips Merawat Layar Ponsel agar Tidak Cepat Rusak)
“Kita sangat kecewa karena China belum juga menyelesaikan surat izin kedatangan tim WHO mengingat dua anggota telah memulai perjalanan mereka dan yang lainnya tidak dapat melakukan perjalanan pada menit terakhir,” kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Saya telah diyakinkan bahwa China tengah mempercepat prosedur internal untuk penempatan sedini mungkin," katanya.
Dalam tim penyelidikan itu, WHO direncanakan mengirim 10 orang tim ahli internasional ke China selama berbulan-bulan dengan tujuan menyelidiki asal hewan dari pandemi dan bagaimana virus pertama kali menyebar ke manusia. Bulan lalu diumumkan bahwa penyelidikan akan dimulai pada Januari 2021.
Asumsi awal, virus korona muncul dari pasar yang menjual hewan untuk diambil dagingnya. Dari sana virus bertransmisi dari hewan ke manusia. Namun demikian, asal muasal virus masih diperdebatkan. Beberapa ahli berpendapat bahwa pasar mungkin bukan asalnya, melainkan menjadi wadah yang meningkatkan penyebaran. (Lihat videonya: Berkah Pandemi, Ikan Patin Makin Digemari)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus corona yang mampu menginfeksi manusia mungkin telah beredar tanpa terdeteksi pada kelelawar selama beberapa dekade. Namun, tidak diketahui, inang hewan perantara apa yang menularkan virus antara kelelawar dan manusia. (Muh Shamil)
Afrika Selatan baru-baru ini menolak saran dari pemerintah Inggris bahwa variannya lebih menular daripada yang ada di Inggris. Para ilmuwan bersikeras tidak ada bukti terkait hal itu, atau pun bahwa mutasi di sini membuat virus lebih mematikan.
“Kekhawatiran tentang mutasi di Afrika Selatan harus menambah tekanan global untuk menjalankan program vaksinasi yang cepat di seluruh dunia, dan tidak hanya di negara-negara kaya,” kata Res. "Karena varian-varian baru sudah menyebar ke negara lain, pentingnya memastikan bahwa vaksin tetap efektif terhadap varian baru merupakan kepentingan global," imbuh Rees.
Sementara itu, tim investigasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang akan menyelidiki asal-usul virus corona di kota Wuhan ditolak masuk ke China. Dua anggota telah memulai perjalanan mereka ke China- namun satu orang ditolak masuk dan telah kembali, dan yang lainnya kini sedang transit di negara ketiga. Padahal, pada Desember lalu, Pemerintah China telah menyetujui sebuah penyelidikan oleh tim WHO di kota Wuhan - setelah melalui proses negosiasi yang memakan waktu berbulan-bulan. (Baca juga: Tips Merawat Layar Ponsel agar Tidak Cepat Rusak)
“Kita sangat kecewa karena China belum juga menyelesaikan surat izin kedatangan tim WHO mengingat dua anggota telah memulai perjalanan mereka dan yang lainnya tidak dapat melakukan perjalanan pada menit terakhir,” kata Direktur WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. "Saya telah diyakinkan bahwa China tengah mempercepat prosedur internal untuk penempatan sedini mungkin," katanya.
Dalam tim penyelidikan itu, WHO direncanakan mengirim 10 orang tim ahli internasional ke China selama berbulan-bulan dengan tujuan menyelidiki asal hewan dari pandemi dan bagaimana virus pertama kali menyebar ke manusia. Bulan lalu diumumkan bahwa penyelidikan akan dimulai pada Januari 2021.
Asumsi awal, virus korona muncul dari pasar yang menjual hewan untuk diambil dagingnya. Dari sana virus bertransmisi dari hewan ke manusia. Namun demikian, asal muasal virus masih diperdebatkan. Beberapa ahli berpendapat bahwa pasar mungkin bukan asalnya, melainkan menjadi wadah yang meningkatkan penyebaran. (Lihat videonya: Berkah Pandemi, Ikan Patin Makin Digemari)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa virus corona yang mampu menginfeksi manusia mungkin telah beredar tanpa terdeteksi pada kelelawar selama beberapa dekade. Namun, tidak diketahui, inang hewan perantara apa yang menularkan virus antara kelelawar dan manusia. (Muh Shamil)
(ysw)
tulis komentar anda