Pria Israel Meninggal Dua Jam setelah Disuntik Vaksin COVID-19
Selasa, 29 Desember 2020 - 09:12 WIB
TEL AVIV - Seorang pria 75 tahun asal Israel Utara meninggal karena serangan jantung sekitar dua jam setelah disuntik vaksin untuk melawan virus corona baru ( COVID-19 ).
Kementerian Kesehatan mengonfirmasi bahwa pria itu memiliki riwayat sakit yang sudah ada sebelumnya dan menderita serangan jantung di masa lalu. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Chezy Levy melakukan penyelidikan atas insiden tersebut. (Baca: Indonesia Disebut Akan Mundur dari Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel )
"Kami berbagi duka keluarga," kata Levy, seperti dikutip Gulf News, Selasa (29/12/2020).
Pria itu diinokulasi sekitar pukul 08.30 pagi di sebuah klinik Clalit. Dia tinggal di fasilitas itu untuk waktu yang singkat untuk memastikan dia tidak memiliki efek samping. Ketika dia merasa sehat, klinik membolehkannya pulang.
(Baca Juga : Terungkap, Jenderal Soleimani Beri Hamas Uang Tunai Senilai Rp311,2 Miliar )
Levy mencatat bahwa temuan awal tidak menunjukkan hubungan antara kematian pria tersebut dan vaksinasi.
Israel berharap akan melakukan vaksinasi setidaknya terhadap 150.000 orang per hari, dan menyerukan kepada masyarakat untuk mematuhi pembatasan terkait pencegahan penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. (Baca juga: Heboh Video Menghina Lagu Indonesia Raya, Ini Respons Malaysia )
"Saya berharap dalam sebulan, jutaan orang akan menerima dosis pertama mereka, jika bukan yang kedua," kata Levy kepada lembaga penyiaran publik, Kan.
Levy juga mengatakan bahwa populasi berisiko sebagian besar harus divaksinasi dengan dua dosis vaksin yang diperlukan di beberapa titik pada bulan Februari.
“Tapi itu semua tergantung pada dua hal—pertama bahwa Pfizer dan Moderna akan dapat meningkatkan pasokan vaksin ke Israel. Dan yang kedua tentu saja masyarakat datang untuk diinokulasi," kata Levy.
Kementerian Kesehatan mengonfirmasi bahwa pria itu memiliki riwayat sakit yang sudah ada sebelumnya dan menderita serangan jantung di masa lalu. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Chezy Levy melakukan penyelidikan atas insiden tersebut. (Baca: Indonesia Disebut Akan Mundur dari Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel )
"Kami berbagi duka keluarga," kata Levy, seperti dikutip Gulf News, Selasa (29/12/2020).
Pria itu diinokulasi sekitar pukul 08.30 pagi di sebuah klinik Clalit. Dia tinggal di fasilitas itu untuk waktu yang singkat untuk memastikan dia tidak memiliki efek samping. Ketika dia merasa sehat, klinik membolehkannya pulang.
(Baca Juga : Terungkap, Jenderal Soleimani Beri Hamas Uang Tunai Senilai Rp311,2 Miliar )
Levy mencatat bahwa temuan awal tidak menunjukkan hubungan antara kematian pria tersebut dan vaksinasi.
Israel berharap akan melakukan vaksinasi setidaknya terhadap 150.000 orang per hari, dan menyerukan kepada masyarakat untuk mematuhi pembatasan terkait pencegahan penyebaran virus corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. (Baca juga: Heboh Video Menghina Lagu Indonesia Raya, Ini Respons Malaysia )
"Saya berharap dalam sebulan, jutaan orang akan menerima dosis pertama mereka, jika bukan yang kedua," kata Levy kepada lembaga penyiaran publik, Kan.
Levy juga mengatakan bahwa populasi berisiko sebagian besar harus divaksinasi dengan dua dosis vaksin yang diperlukan di beberapa titik pada bulan Februari.
“Tapi itu semua tergantung pada dua hal—pertama bahwa Pfizer dan Moderna akan dapat meningkatkan pasokan vaksin ke Israel. Dan yang kedua tentu saja masyarakat datang untuk diinokulasi," kata Levy.
(min)
tulis komentar anda