WHO: Kematian Global Akibat Covid-19 Naik 60% dalam 6 Minggu

Sabtu, 12 Desember 2020 - 03:00 WIB
Angka kematian global akibat Covid-19 naik 60% dalam 6 minggu. Foto/Ilustrasi/Sindonews
JENEWA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , Tedros Ghebreyesus, menyatakan keprihatinannya terhadap peningkatan kematian global akibat Covid-19 sebanyak 60% dalam enam minggu terakhir dan dua kali lipat di Eropa.

"Dalam enam minggu terakhir, jumlah kematian mingguan meningkat sekitar 60%," kata Tedros.

“Sebagian besar kasus dan kematian terjadi di Eropa dan Amerika,” urainya, sementara pejabat WHO lainnya mencatat bahwa kenaikan di Eropa pada periode tersebut adalah 100% seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (12/12/2020).



Meski begitu, Tedros menyambut baik perkembangan penelitian vaksin Covid-19 . Ia mengatakab bahawa cahaya semakin terang dengan vaksin untuk melawan Covid-19 telah tersedia.

“Cahaya di ujung terowongan semakin terang, tetapi kami harus menghadapi beberapa tantangan untuk membuat cahayanya benar-benar terang,” ujarnya.

Tedros mengatakan minggu ini, vaksin melawan Covid-19 mulai diluncurkan di Inggris, dan lebih banyak negara diharapkan mengikutinya.

“Mendapatkan vaksin yang aman dan efektif untuk melawan virus yang sama sekali tidak kami ketahui setahun yang lalu adalah pencapaian ilmiah yang luar biasa,” pujinya.(Baca juga: WHO: Dunia Dapat Mulai Bermimpi Tentang Akhir dari Pandemi )

Kepala WHO itu mengatakan bahwa musim perayaan saat ini adalah waktu untuk bersantai dan merayakan.

“Tapi kita tidak harus mengendurkan kewaspadaan kita. Perayaan dapat dengan cepat berubah menjadi berkabung jika kita gagal melakukan tindakan pencegahan yang tepat,” imbau Tedros.

Ia lantas mendesak orang-orang untuk mempertimbangkan rencana mereka dengan hati-hati saat mereka bersiap untuk merayakannya selama beberapa minggu mendatang.

“Jika Anda tinggal di daerah dengan transmisi tinggi, harap berhati-hati agar diri Anda dan orang lain tetap aman,” kata Tedros.

Ia mencatat bahwa Covid-19 telah memicu krisis ekonomi global yang dalam yang dapat berdampak jangka panjang pada pembiayaan kesehatan dan pendidikan anak-anak. Krisis Covid-19 memberikan kesempatan untuk muncul kembali di negara-negara dengan sistem pembiayaan kesehatan yang lemah.(Baca juga: Bos WHO: Pandemi Ingatkan Dunia Bahwa Sistem Kesehatan dan Politik Berkaitan )

“Penutupan sekolah yang berkepanjangan menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak,” ucapnya.

“Kami tahu bahwa meskipun anak-anak kurang berisiko terhadap penyakit parah dan kematian akibat Covid-19 dibandingkan orang dewasa yang lebih tua, jutaan anak telah menderita pandemi dengan cara lain, termasuk gangguan pada pendidikan mereka,” Tedros menambahkan.

Ia mengutip data yang dikumpulkan oleh UNESCO, menunjukkan bahwa ruang kelas untuk hampir 1 dari 5 sekolah anak di seluruh dunia - atau 320 juta - ditutup pada 1 Desember, meningkat hampir 90 juta hanya dalam satu bulan.

Di beberapa tempat, anak-anak putus sekolah selama 9 bulan atau lebih.

“Penutupan sekolah yang berkepanjangan menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak-anak,” ia memungkasi.(Baca juga: Kanada Yakin Pengiriman Vaksin Lancar Meski AS Larang Ekspor )
(ber)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More