Bos WHO: Pandemi Ingatkan Dunia Bahwa Sistem Kesehatan dan Politik Berkaitan
loading...

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan, sistem kesehatan dan politik sangat berkaitan erat. Foto/REUTERS
A
A
A
JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan, sistem kesehatan dan politik sangat berkaitan erat. Hal itu disampaikan Tedros saat memberikan sambutan dalam pembukaan Bali Democracy Forum ke-13, yang mengambil tema "Democracy and COVID-19 Pandemic".
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan, dalam sambutannya Tedros menyatakan bahwa demokrasi, good governance, dan supremasi hukum adalah tigaaspek terpenting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan kesetaraan.
"Dirjen WHO mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan peringatan bagi kita semua bahwa sistem kesehatan, ekonomi, dan politik saling berkaitan erat. Kesehatan adalah sebuah investasi penting bagi terciptanya stabilitas, kemakmuran, dan ketahanan," ucap Retno, saat melakukan konferensi pers secara virtual pada Kamis (10/12/2020).
Retno kemudian mengatakan, dalam sambutannya Tedros juga menyampaikan apresiasi kepada Indonesia yang telah bergabung dalam solidarity trial dan skema vaksin COVAX Facility. ( Baca juga: WHO: Dunia Dapat Mulai Bermimpi Tentang Akhir dari Pandemi )
"Menekankan pentingnya vaksin dan obat-obatan menjadi public goods dan dapat diakses secara setara oleh semua orang. Jadi equitable akses terhadap vaksin dan obat-obatan ini juga merupakan salah satu prinsip yang terus di sampaikan Indonesia dari sejak awal pandemi," ujarnya.
Diplomat senior Indonesia itu lalu mengatakan bahwa, selainn Tedros, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga turut menyampaikan sambutan dalam pembukaan Bali Democracy Forum. ( Baca juga: Isu Kesehatan dalam Pilkada pada Masa Pandemi )
"Sekjen PBB menekankan tantangan global pandemi Covid-19, tidak boleh merusak nilai-nilai demokrasi, mengancam hak asasi manusia, atau digunakan untuk membatasi ruang sipil. Masyarakat sipil, media, dan sains harus menjadi bagian dari solusi," tukasnya.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan, dalam sambutannya Tedros menyatakan bahwa demokrasi, good governance, dan supremasi hukum adalah tigaaspek terpenting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan kesetaraan.
"Dirjen WHO mengatakan bahwa pandemi Covid-19 ini merupakan peringatan bagi kita semua bahwa sistem kesehatan, ekonomi, dan politik saling berkaitan erat. Kesehatan adalah sebuah investasi penting bagi terciptanya stabilitas, kemakmuran, dan ketahanan," ucap Retno, saat melakukan konferensi pers secara virtual pada Kamis (10/12/2020).
Retno kemudian mengatakan, dalam sambutannya Tedros juga menyampaikan apresiasi kepada Indonesia yang telah bergabung dalam solidarity trial dan skema vaksin COVAX Facility. ( Baca juga: WHO: Dunia Dapat Mulai Bermimpi Tentang Akhir dari Pandemi )
"Menekankan pentingnya vaksin dan obat-obatan menjadi public goods dan dapat diakses secara setara oleh semua orang. Jadi equitable akses terhadap vaksin dan obat-obatan ini juga merupakan salah satu prinsip yang terus di sampaikan Indonesia dari sejak awal pandemi," ujarnya.
Diplomat senior Indonesia itu lalu mengatakan bahwa, selainn Tedros, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga turut menyampaikan sambutan dalam pembukaan Bali Democracy Forum. ( Baca juga: Isu Kesehatan dalam Pilkada pada Masa Pandemi )
"Sekjen PBB menekankan tantangan global pandemi Covid-19, tidak boleh merusak nilai-nilai demokrasi, mengancam hak asasi manusia, atau digunakan untuk membatasi ruang sipil. Masyarakat sipil, media, dan sains harus menjadi bagian dari solusi," tukasnya.
(esn)
Lihat Juga :