Prancis Akan Tutup 76 Masjid atas Dugaan Promosikan Separatisme
Jum'at, 04 Desember 2020 - 08:11 WIB
PARIS - Pemerintah Prancis akan menutup 76 masjid yang dianggap menimbulkan potensi ancaman keamanan. Puluhan masjid itu diduga mempromosikan separatisme.
Langkah ini juga bagian dari kampanye agresif untuk menyingkirkan ekstremisme agama di negara tersebut.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan pada hari Kamis (4/12/2020) bahwa pihak berwenang menargetkan 76 masjid yang diduga mempromosikan separatisme. (Baca: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )
"Di beberapa wilayah terkonsentrasi di negara ini, masjid-masjid jelas anti-Republik," katanya dalam sebuah wawancara dengan radio RTL.
"Badan intelijen Prancis telah 'mengikuti' para imam yang mengkhotbahkan ide-ide yang bertentangan dengan nilai-nilai kami," ujarnya.
Darmanin menekankan, bagaimanapun, bahwa institusi yang telah diidentifikasi berisiko menimbulkan ancaman keamanan hanyalah sebagian kecil dari lebih dari 2.600 tempat ibadah Muslim di Prancis. (Baca: Adolf Hitler Menang Pemilu di Namibia Jadi Pemberitaan Dunia )
"Dalam beberapa hari mendatang akan dilakukan pengecekan terhadap tempat ibadah tersebut. Jika keraguan ini dikonfirmasi, saya akan meminta penutupan mereka," tulis dia di Twitter ketika mengomentari hasil wawancara radio tersebut.
Ia juga mengumumkan bahwa 66 migran ilegal yang diduga telah diradikalisasi telah dideportasi.
Tindakan keras itu, kata Darmanin, adalah bagian dari serangkaian tindakan pemerintah yang besar dan belum pernah terjadi sebelumnya, yang dirancang untuk membatasi ekstremisme agama di Prancis.
Langkah ini juga bagian dari kampanye agresif untuk menyingkirkan ekstremisme agama di negara tersebut.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan pada hari Kamis (4/12/2020) bahwa pihak berwenang menargetkan 76 masjid yang diduga mempromosikan separatisme. (Baca: Indonesia Gerak Cepat Ingin Borong 48 Jet Tempur Rafale Prancis )
"Di beberapa wilayah terkonsentrasi di negara ini, masjid-masjid jelas anti-Republik," katanya dalam sebuah wawancara dengan radio RTL.
"Badan intelijen Prancis telah 'mengikuti' para imam yang mengkhotbahkan ide-ide yang bertentangan dengan nilai-nilai kami," ujarnya.
Darmanin menekankan, bagaimanapun, bahwa institusi yang telah diidentifikasi berisiko menimbulkan ancaman keamanan hanyalah sebagian kecil dari lebih dari 2.600 tempat ibadah Muslim di Prancis. (Baca: Adolf Hitler Menang Pemilu di Namibia Jadi Pemberitaan Dunia )
"Dalam beberapa hari mendatang akan dilakukan pengecekan terhadap tempat ibadah tersebut. Jika keraguan ini dikonfirmasi, saya akan meminta penutupan mereka," tulis dia di Twitter ketika mengomentari hasil wawancara radio tersebut.
Ia juga mengumumkan bahwa 66 migran ilegal yang diduga telah diradikalisasi telah dideportasi.
Tindakan keras itu, kata Darmanin, adalah bagian dari serangkaian tindakan pemerintah yang besar dan belum pernah terjadi sebelumnya, yang dirancang untuk membatasi ekstremisme agama di Prancis.
Lihat Juga :
tulis komentar anda