Diikat dan Digorok, Boko Haram Bantai 110 Petani Nigeria di Sawah

Rabu, 02 Desember 2020 - 00:37 WIB
“Boko Haram kembali untuk membalas,” katanya. "Mereka menggorok leher petani satu per satu," imbuhnya.

"Seluruh negeri terluka oleh pembunuhan yang tidak masuk akal ini," tweet Presiden Nigeria Muhammadu Buhari, yang kantornya menggambarkan peristiwan pembantaian itu sebagai tindakan "gila,".

Namun Kantor Buhari menolak pernyataan para korban adalah pekerja migran, mengatakan mereka tidak memiliki izin untuk bekerja di bagian negara terpadat di Afrika itu.

"Banyak dari daerah itu telah dibebaskan dari Boko Haram, tetapi ada sejumlah ruang yang belum dibersihkan untuk pemulangan penduduk desa yang telah mengungsi," kata juru bicara presiden, Garba Shehu, dalam sebuah wawancara dengan BBC.

Meski baru saja terjadi pembantaian, gubernur negara bagian Babagana Zulum mengatakan bahwa warga Borno tidak sabar menunggu persetujuan pemerintah untuk kembali ke sawah.

"Jika mereka tinggal di rumah, mereka mungkin dibunuh karena kelaparan," katanya.

"Jika mereka pergi ke tanah pertanian mereka, mereka berisiko dibunuh oleh pemberontak," imbuhnya.

Kesedihan melonjak di negara bagian Borno Nigeria, yang telah bergulat dengan pemberontakan tanpa henti selama lebih dari satu dekade. Warga telah lama mengecam para pemimpin di Ibu Kota, Abuja, karena gagal melindungi mereka.

Boko Haram telah menewaskan lebih dari 30.000 orang sejak 2009 dan terus melakukan serangan rutin di seluruh Borno. Jutaan orang telah dipaksa meninggalkan rumah mereka. Kekerasan bahkan tidak berhenti setelah Buhari menyatakan kelompok itu secara teknis dikalahkan.(Baca juga: Teroris Boko Haram Gunakan Keledai Diikat Bom untuk Sergap Gubernur )

Sebuah cabang, Negara Islam di Afrika Barat, telah menyebar, menyerang pos-pos militer dan mengumpulkan pajak dari penduduk desa yang ingin mereka kuasai.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More