Pasukannya Bunuh Warga Afghanistan, Jenderal Australia Minta Maaf
Kamis, 19 November 2020 - 09:20 WIB
Inspektur Jenderal Pertahanan telah mengonfirmasi dalam laporan tahunan terbaru bahwa setidaknya 55 insiden terpisah yang melibatkan dugaan pelanggaran hukum selama perang telah diperiksa.
"Ini melibatkan tuduhan pembunuhan yang sebagian besar di luar hukum terhadap orang-orang yang bukan kombatan atau bukan lagi kombatan, tetapi juga 'perlakuan kejam' terhadap orang-orang tersebut," bunyi laporan tahunan itu.
Ratusan saksi telah diwawancarai selama pemeriksaan, yang dilakukan oleh tim kecil perwira militer.(Baca juga: Pasukan Khusus Australia Eksekusi Tahanan Afghanistan yang Sudah Diborgol )
Menurut laporan tahunan itu, keputusan untuk membuat tim yang bekerja dalam penyelidikan tetap kecil dibuat karena dianggap lebih mudah untuk mencegah kebocoran informasi sensitif dari penyelidikan.
Keputusan itu dibuat setelah laporan sebelumnya oleh konsultan pertahanan; Samantha Crompvoets, memberi tahu kepala Pasukan Pertahanan tentang klaim pembunuhan di luar hukum dan penyiksaan yang diduga dilakukan oleh beberapa pasukan khusus Australia di Afghanistan.
Isi laporan Crompvoets bocor ke The Sydney Morning Herald dan The Age, yang melaporkan tuduhan bahwa beberapa tentara menggorok leher remaja desa dan dalam beberapa kasus "bersuka cita" tentang pembunuhan ilegal.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
"Ini melibatkan tuduhan pembunuhan yang sebagian besar di luar hukum terhadap orang-orang yang bukan kombatan atau bukan lagi kombatan, tetapi juga 'perlakuan kejam' terhadap orang-orang tersebut," bunyi laporan tahunan itu.
Ratusan saksi telah diwawancarai selama pemeriksaan, yang dilakukan oleh tim kecil perwira militer.(Baca juga: Pasukan Khusus Australia Eksekusi Tahanan Afghanistan yang Sudah Diborgol )
Menurut laporan tahunan itu, keputusan untuk membuat tim yang bekerja dalam penyelidikan tetap kecil dibuat karena dianggap lebih mudah untuk mencegah kebocoran informasi sensitif dari penyelidikan.
Keputusan itu dibuat setelah laporan sebelumnya oleh konsultan pertahanan; Samantha Crompvoets, memberi tahu kepala Pasukan Pertahanan tentang klaim pembunuhan di luar hukum dan penyiksaan yang diduga dilakukan oleh beberapa pasukan khusus Australia di Afghanistan.
Isi laporan Crompvoets bocor ke The Sydney Morning Herald dan The Age, yang melaporkan tuduhan bahwa beberapa tentara menggorok leher remaja desa dan dalam beberapa kasus "bersuka cita" tentang pembunuhan ilegal.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(ber)
tulis komentar anda