Pembunuh 3 Orang di Gereja Nice Miliki Foto Pemenggal Guru Prancis
Sabtu, 14 November 2020 - 10:05 WIB
PARIS - Seorang migran Tunisia yang membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis , bulan lalu memiliki foto di ponselnya tentang sosok pria yang memenggal guru di pinggiran Paris dua minggu sebelumnya.
Jaksa anti-teror mengungkap hal tersebut pada hari Jumat yang dilansir AFP, Sabtu (14/11/2020).
Selain foto Abdullakh Anzorov, 18—pengungsi Chechnya yang memenggal guru bernama Samuel Paty karena telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada para siswanya di kelas—para penyelidik mengatakan mereka juga menemukan gambar yang terkait dengan ISIS di ponsel Brahim Aouissaoui, 21.
Ada juga rekaman audio di mana migran Tunisia itu menyebut Prancis sebagai "negara kafir".
Unit jaksa anti-teror nasional mengatakan Aouissaoui, yang ditembak dan terluka parah setelah serangan itu, masih dalam kondisi kritis di rumah sakit. (Baca: Putra Mahkota Abu Dhabi Telepon Macron: Kekerasan Tak Wakili Ajaran Nabi Muhammad )
Prancis meningkatkan kewaspadaan serangannya ke level tertinggi setelah Aouissaoui membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice, dua minggu setelah pembunuhan Paty di pinggiran Paris. Serangan di gereja itu merupakan serangan ketiga dalam sebulan di Prancis.
Pada bulan September, seorang pria menyerang orang-orang di luar bekas kantor majalah satire Charlie Hebdo, yang awalnya menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Aouissaoui telah tiba di Eropa dari Tunisia pada bulan September, mencapai Prancis melalui jalur darat setelah menyeberangi Mediterania ke Italia. (Baca juga: Imam Al Azhar: Jika Menghina Nabi Muhammad Kebebasan Berbicara, Kami Tegas Menolak )
Jaksa juga mengatakan penyelidikan formal atas pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang terkait dengan kelompok teroris terhadap Aouissaoui sekarang telah diserahkan ke hakim.
Jaksa anti-teror mengungkap hal tersebut pada hari Jumat yang dilansir AFP, Sabtu (14/11/2020).
Selain foto Abdullakh Anzorov, 18—pengungsi Chechnya yang memenggal guru bernama Samuel Paty karena telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada para siswanya di kelas—para penyelidik mengatakan mereka juga menemukan gambar yang terkait dengan ISIS di ponsel Brahim Aouissaoui, 21.
Ada juga rekaman audio di mana migran Tunisia itu menyebut Prancis sebagai "negara kafir".
Unit jaksa anti-teror nasional mengatakan Aouissaoui, yang ditembak dan terluka parah setelah serangan itu, masih dalam kondisi kritis di rumah sakit. (Baca: Putra Mahkota Abu Dhabi Telepon Macron: Kekerasan Tak Wakili Ajaran Nabi Muhammad )
Prancis meningkatkan kewaspadaan serangannya ke level tertinggi setelah Aouissaoui membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice, dua minggu setelah pembunuhan Paty di pinggiran Paris. Serangan di gereja itu merupakan serangan ketiga dalam sebulan di Prancis.
Pada bulan September, seorang pria menyerang orang-orang di luar bekas kantor majalah satire Charlie Hebdo, yang awalnya menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Aouissaoui telah tiba di Eropa dari Tunisia pada bulan September, mencapai Prancis melalui jalur darat setelah menyeberangi Mediterania ke Italia. (Baca juga: Imam Al Azhar: Jika Menghina Nabi Muhammad Kebebasan Berbicara, Kami Tegas Menolak )
Jaksa juga mengatakan penyelidikan formal atas pembunuhan dan percobaan pembunuhan yang terkait dengan kelompok teroris terhadap Aouissaoui sekarang telah diserahkan ke hakim.
(min)
tulis komentar anda