Brasil Tunda Uji Coba Vaksin Sinovac, RI Jalan Terus
Kamis, 12 November 2020 - 07:02 WIB
Dia memastikan sejauh ini belum menemukan ada adverse event (SAE). SAE adalah kejadian serius yang tidak diinginkan dari para relawan yang diduga berhubungan dengan vaksin atau kegiatan vaksinasi.
“SAE merupakan salah satu dari kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius dan dialami oleh penerima obat atau vaksin tanpa memandang hubungannya dengan obat atau vaksin tersebut,” bebernya dalam siaran persnya kemarin.
KIPI nonserius atau KIPI ringan, jelasnya, adalah kejadian medis yang terjadi setelah imunisasi dan tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima seperti terjadi demam, bengkak di lokasi suntikan, dan merah di lokasi suntikan. (Baca juga: Kiat Pangkas Berat Badan Selama Pandemi)
Rodman pun menandaskan, setiap relawan yang sudah mendapatkan suntikan pertama dan kedua ini hingga uji klinis selesai akan diawasi dan dimonitor oleh tim uji klinis sehingga apa pun kejadian yang menimpa relawan pasti terawasi.
Tim Ahli Farmakovigilan Bio Farma Novilia menambahkan, jeda atau penangguhan pelaksanaan uji klinis obat atau vaksin merupakan prosedur standar. Hal itu biasa dilakukan untuk investigasi lebih dulu atas KIPI serius yang ditemukan dalam penelitian.
Terkait kasus di Brasil, lanjutnya, sudah ada pernyataan resmi dari Sinovac melalui situs resminya. Sinovac sudah melakukan komunikasi dengan Instituto Butantan. Mereka menyatakan kejadian SAE di Brasil tidak ditemukan berhubungan dengan vaksin (co-incident).
“Vaksin ini kan memiliki manfaat yang besar untuk memutus mata rantai penularan penyakit menular. Vaksin merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular yang tidak hanya diberikan kepada bayi, melainkan kepada orang dewasa,” jelasnya dalam siaran persnya kemarin. (Baca juga: Ini Daftar Penerima Bintang Mahaputera dan Bintang jasa)
Dia menandaskan, vaksin tidak hanya memberikan kekebalan individu, namun juga dapat menciptakan kekebalan massal atau disebut juga kekebalan kelompok. Tidak hanya melindungi tubuh dari serangan penyakit serius. Pemberian vaksin juga dapat mencegah penyakit yang dapat menimbulkan kematian maupun kecacatan. arif budianto
Relawan Sakit
Lembaga kesehatan Brasil, Anvisa, juga tidak dapat mengonfirmasi atau membantah laporan tersebut. Namun, Anvisa mengakui beberapa sukarelawan mengalami sakit parah pada 29 Oktober lalu, mulai dari nyeri, ruam, hingga sakit kepala. Kepala Anvisa Antonio Barra Torres menegaskan uji coba Sinovac akan kembali dilakukan jika terbukti aman. Tapi, Butantan lagi-lagi berkilah hal itu tidak ada kaitannya dengan Sinovac.
“SAE merupakan salah satu dari kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang serius dan dialami oleh penerima obat atau vaksin tanpa memandang hubungannya dengan obat atau vaksin tersebut,” bebernya dalam siaran persnya kemarin.
KIPI nonserius atau KIPI ringan, jelasnya, adalah kejadian medis yang terjadi setelah imunisasi dan tidak menimbulkan risiko potensial pada kesehatan si penerima seperti terjadi demam, bengkak di lokasi suntikan, dan merah di lokasi suntikan. (Baca juga: Kiat Pangkas Berat Badan Selama Pandemi)
Rodman pun menandaskan, setiap relawan yang sudah mendapatkan suntikan pertama dan kedua ini hingga uji klinis selesai akan diawasi dan dimonitor oleh tim uji klinis sehingga apa pun kejadian yang menimpa relawan pasti terawasi.
Tim Ahli Farmakovigilan Bio Farma Novilia menambahkan, jeda atau penangguhan pelaksanaan uji klinis obat atau vaksin merupakan prosedur standar. Hal itu biasa dilakukan untuk investigasi lebih dulu atas KIPI serius yang ditemukan dalam penelitian.
Terkait kasus di Brasil, lanjutnya, sudah ada pernyataan resmi dari Sinovac melalui situs resminya. Sinovac sudah melakukan komunikasi dengan Instituto Butantan. Mereka menyatakan kejadian SAE di Brasil tidak ditemukan berhubungan dengan vaksin (co-incident).
“Vaksin ini kan memiliki manfaat yang besar untuk memutus mata rantai penularan penyakit menular. Vaksin merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular yang tidak hanya diberikan kepada bayi, melainkan kepada orang dewasa,” jelasnya dalam siaran persnya kemarin. (Baca juga: Ini Daftar Penerima Bintang Mahaputera dan Bintang jasa)
Dia menandaskan, vaksin tidak hanya memberikan kekebalan individu, namun juga dapat menciptakan kekebalan massal atau disebut juga kekebalan kelompok. Tidak hanya melindungi tubuh dari serangan penyakit serius. Pemberian vaksin juga dapat mencegah penyakit yang dapat menimbulkan kematian maupun kecacatan. arif budianto
Relawan Sakit
Lembaga kesehatan Brasil, Anvisa, juga tidak dapat mengonfirmasi atau membantah laporan tersebut. Namun, Anvisa mengakui beberapa sukarelawan mengalami sakit parah pada 29 Oktober lalu, mulai dari nyeri, ruam, hingga sakit kepala. Kepala Anvisa Antonio Barra Torres menegaskan uji coba Sinovac akan kembali dilakukan jika terbukti aman. Tapi, Butantan lagi-lagi berkilah hal itu tidak ada kaitannya dengan Sinovac.
tulis komentar anda