UE Ingin Agenda Transatlantik Baru dengan Joe Biden
Selasa, 10 November 2020 - 21:06 WIB
BRUSSELS - Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) perlu membentuk aliansi transatlantik baru di berbagai bidang seperti perubahan iklim dan ekonomi digital di bawah presiden terpilih Joe Biden . Hal itu diungkapkan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Eropa, katanya, harus mengambil inisiatif, dengan tawaran untuk bekerja dengan pemerintahan AS yang baru. Namun ia menekankan bahwa hal itu tidak berarti kembali ke agenda lima tahun lalu.
“Aliansi kami didasarkan pada nilai dan sejarah bersama. Atas dasar keyakinan bersama dalam bekerja sama untuk membangun dunia yang lebih kuat, lebih damai, dan lebih sejahtera,” kata von der Leyen dalam pidatonya di hadapan duta besar Uni Eropa di seluruh dunia.
“Tujuan ini akan selalu bertahan. Namun dalam lanskap global yang berubah, saya yakin sudah waktunya untuk agenda transatlantik baru yang sesuai untuk dunia saat ini," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/11/2020).
Dalam kesempatan itu, ia menyempatkan untuk memberi selamat kepada Biden dan Wakil Presiden terpilih AS Kamala Harris atas kemenangan mereka tetapi tidak menyebutkan Presiden Donald Trump yang akan lengser, yang belum mengakui lawannya.
Banyak pemimpin Eropa merasa kaget ketika Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian perubahan iklim Paris, memberlakukan tarif pada barang-barang UE dan merusak badan multilateral yang telah didukung Amerika selama beberapa dekade.
Von der Leyen mengatakan Uni Eropa menanti Amerika Serikat untuk bergabung kembali dengan perjanjian Paris, yang menurut Biden akan dia lakukan.(Baca juga: Dunia Berharap Besar kepada Biden )
Presiden Komisi Eropa itu juga mengatakan Eropa akan mendorong komitmen ambisius pada pertemuan internasional tahun depan tentang perubahan iklim dan keanekaragaman hayati
"Amerika Serikat berada di posisi yang tepat untuk mendukung kami," ia menambahkan.
Ini juga merupakan waktu untuk membalikkan tren melemahnya organisasi multilateral, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kesehatan Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia, dengan reformasi yang sesuai.
Von der Leyen mendesak Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan Eropa untuk menetapkan aturan global untuk ekonomi digital, yang mencakup propaganda dan ujaran kebencian ilegal, persaingan yang sehat, dan perlindungan data.
Salah satu area sulit bisa jadi perpajakan perusahaan layanan digital. Von der Leyen mengatakan dia mengharapkan konsensus global.(Baca juga: Menunggu Peran Biden Sebagai Penyelamat )
Pertemuan Menteri Keuangan G20 bulan lalu memperpanjang hingga pertengahan 2021 negosiasi untuk memperbarui aturan pajak lintas batas setelah pembicaraan terhenti di tengah pandemi Covid-19 dan keengganan AS.
"Pertengahan 2021 harus menjadi tenggat waktu mutlak," kata von der Leyen, menambahkan bahwa Eropa akan bertindak jika tidak ada kesepakatan saat itu.
Lihat Juga: Pilot AS Bercerita Kehabisan Rudal saat Menghadapi Ratusan Drone Iran yang Menyerang Israel
Eropa, katanya, harus mengambil inisiatif, dengan tawaran untuk bekerja dengan pemerintahan AS yang baru. Namun ia menekankan bahwa hal itu tidak berarti kembali ke agenda lima tahun lalu.
“Aliansi kami didasarkan pada nilai dan sejarah bersama. Atas dasar keyakinan bersama dalam bekerja sama untuk membangun dunia yang lebih kuat, lebih damai, dan lebih sejahtera,” kata von der Leyen dalam pidatonya di hadapan duta besar Uni Eropa di seluruh dunia.
“Tujuan ini akan selalu bertahan. Namun dalam lanskap global yang berubah, saya yakin sudah waktunya untuk agenda transatlantik baru yang sesuai untuk dunia saat ini," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (10/11/2020).
Dalam kesempatan itu, ia menyempatkan untuk memberi selamat kepada Biden dan Wakil Presiden terpilih AS Kamala Harris atas kemenangan mereka tetapi tidak menyebutkan Presiden Donald Trump yang akan lengser, yang belum mengakui lawannya.
Banyak pemimpin Eropa merasa kaget ketika Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian perubahan iklim Paris, memberlakukan tarif pada barang-barang UE dan merusak badan multilateral yang telah didukung Amerika selama beberapa dekade.
Von der Leyen mengatakan Uni Eropa menanti Amerika Serikat untuk bergabung kembali dengan perjanjian Paris, yang menurut Biden akan dia lakukan.(Baca juga: Dunia Berharap Besar kepada Biden )
Presiden Komisi Eropa itu juga mengatakan Eropa akan mendorong komitmen ambisius pada pertemuan internasional tahun depan tentang perubahan iklim dan keanekaragaman hayati
"Amerika Serikat berada di posisi yang tepat untuk mendukung kami," ia menambahkan.
Ini juga merupakan waktu untuk membalikkan tren melemahnya organisasi multilateral, seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi Kesehatan Dunia dan Organisasi Perdagangan Dunia, dengan reformasi yang sesuai.
Von der Leyen mendesak Amerika Serikat untuk bekerja sama dengan Eropa untuk menetapkan aturan global untuk ekonomi digital, yang mencakup propaganda dan ujaran kebencian ilegal, persaingan yang sehat, dan perlindungan data.
Salah satu area sulit bisa jadi perpajakan perusahaan layanan digital. Von der Leyen mengatakan dia mengharapkan konsensus global.(Baca juga: Menunggu Peran Biden Sebagai Penyelamat )
Pertemuan Menteri Keuangan G20 bulan lalu memperpanjang hingga pertengahan 2021 negosiasi untuk memperbarui aturan pajak lintas batas setelah pembicaraan terhenti di tengah pandemi Covid-19 dan keengganan AS.
"Pertengahan 2021 harus menjadi tenggat waktu mutlak," kata von der Leyen, menambahkan bahwa Eropa akan bertindak jika tidak ada kesepakatan saat itu.
Lihat Juga: Pilot AS Bercerita Kehabisan Rudal saat Menghadapi Ratusan Drone Iran yang Menyerang Israel
(ber)
tulis komentar anda