Joe Biden Pede Menang dalam Pilpres AS
Kamis, 05 November 2020 - 06:17 WIB
Penghitungan berlanjut di beberapa negara bagian lain dengan perlombaan ke Gedung Putih masih terlalu ketat.
Biden unggul di Arizona (11 suara elektoral) dan telah memenangkan 69,8 juta suara secara nasional - rekor baru untuk calon presiden mana pun.
Sedangkan Trump memimpin di Georgia (16), North Carolina (15) dan Nevada (6), dan telah memiliki 66,8 juta suara di seluruh negeri - tiga juta lebih banyak daripada yang dia raih sebelumnya.
Dalam upaya untuk menggagalkan tiga potensi kerugian, tim kampanye Trump telah mengajukan tuntutan hukum untuk mencoba dan menghentikan penghitungan di Michigan dan Pennsylvania. Mereka juga dan menuntut penghitungan ulang di Wisconsin karena "laporan penyimpangan".
Mereka mengklaim pemantau pemilu mereka belum diberikan akses ntuk mengamati pembukaan surat suara dan tidak ada transparansi.
Biden gagal membuat terobosan awal yang dia harapkan akan memberinya keunggulan yang menentukan pada malam pemilihan.
Negara-negara bagian seperti Ohio, Florida, Iowa dan Texas tetap dikuasai Republik, secara signifikan memperketat persaingan Biden dengan Trump untuk mencapai 270 suara elektoral.
Hal itu menyebabkan Trump mengklaim kemenangan dan menuduh lawan politiknya melakukan penipuan terhadap publik Amerika, tanpa bukti.
Trump lantas menggunakan sebuah pidato untuk menyatakan bahwa dia akan membawa perjuangannya ke Mahkamah Agung, kemudian mengirimkan tweet terkait hasil penghitungan yang lambat di negara bagian yang belum dideklarasikan.(Baca juga: Tim Kampanye Biden Nyatakan Siap Bertarung dengan Trump di Mahkamah Agung )
"Kenapa setiap kali mereka menghitung sampah surat suara Mail-In, persentase dan kekuatan kehancurannya begitu menghancurkan?" tanya Trump.
Biden unggul di Arizona (11 suara elektoral) dan telah memenangkan 69,8 juta suara secara nasional - rekor baru untuk calon presiden mana pun.
Sedangkan Trump memimpin di Georgia (16), North Carolina (15) dan Nevada (6), dan telah memiliki 66,8 juta suara di seluruh negeri - tiga juta lebih banyak daripada yang dia raih sebelumnya.
Dalam upaya untuk menggagalkan tiga potensi kerugian, tim kampanye Trump telah mengajukan tuntutan hukum untuk mencoba dan menghentikan penghitungan di Michigan dan Pennsylvania. Mereka juga dan menuntut penghitungan ulang di Wisconsin karena "laporan penyimpangan".
Mereka mengklaim pemantau pemilu mereka belum diberikan akses ntuk mengamati pembukaan surat suara dan tidak ada transparansi.
Biden gagal membuat terobosan awal yang dia harapkan akan memberinya keunggulan yang menentukan pada malam pemilihan.
Negara-negara bagian seperti Ohio, Florida, Iowa dan Texas tetap dikuasai Republik, secara signifikan memperketat persaingan Biden dengan Trump untuk mencapai 270 suara elektoral.
Hal itu menyebabkan Trump mengklaim kemenangan dan menuduh lawan politiknya melakukan penipuan terhadap publik Amerika, tanpa bukti.
Trump lantas menggunakan sebuah pidato untuk menyatakan bahwa dia akan membawa perjuangannya ke Mahkamah Agung, kemudian mengirimkan tweet terkait hasil penghitungan yang lambat di negara bagian yang belum dideklarasikan.(Baca juga: Tim Kampanye Biden Nyatakan Siap Bertarung dengan Trump di Mahkamah Agung )
"Kenapa setiap kali mereka menghitung sampah surat suara Mail-In, persentase dan kekuatan kehancurannya begitu menghancurkan?" tanya Trump.
tulis komentar anda