Jenderal Tertinggi IRGC Ancam Balas Serang Israel: Respons Kami Tak Akan Terbayangkan!
loading...
A
A
A
TEHERAN - Panglima Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran Mayor Jenderal Hossein Salami mengancam akan membalas serangan Israel 26 Oktober lalu.
"Anda membuat kesalahan lagi dan Anda akan menderita. (Respons kami) tidak akan terbayangkan," kata jenderal tertinggi IRGC tersebut, seperti dikutip dari Iran International, Jumat (1/11/2024).
Pernyataan wakilnya, Brigadir Jenderal Ali Fadavi bahkan lebih keras. "Kami dapat menargetkan semua yang dimiliki Israel dalam satu operasi," katanya, menyebut respons Iran "pasti".
Ancaman yang hampir bersamaan dari dua komandan senior IRGC Iran itu muncul saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berbicara tentang beberapa kemajuan dalam perundingan untuk perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan Israel.
Perjanjian itu akan membuat tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB menggantikan Hizbullah.
Pejabat Iran belum mengomentari prospek perjanjian semacam itu.
Namun, suasana hati di Teheran tersampaikan dalam bentuk pesan dari komandan operasi luar negeri IRGC (Pasukan Quds) Brigadir Jenderal Esmail Qaani kepada pemimpin Hizbullah Naim Qassem untuk memberi selamat kepadanya atas pengangkatannya sebagai sekretaris jenderal baru kelompok tersebut.
“Saudara-saudara Anda di Pasukan Quds akan tetap berada di sisi Hizbullah sampai pohon jahat Zionisme dicabut dan disingkirkan serta Palestina dan Yerusalem dibebaskan,” demikian bunyi pesan Qaani, menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Iran.
Ulama paling senior di kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Mohammad Mohammadi Golpayegani, juga menanggapi dengan komentar yang mengancam.
"Serangan Israel baru-baru ini terhadap negara kami adalah tindakan putus asa yang akan ditanggapi dengan respons yang keras dan menghukum," katanya.
"Anda membuat kesalahan lagi dan Anda akan menderita. (Respons kami) tidak akan terbayangkan," kata jenderal tertinggi IRGC tersebut, seperti dikutip dari Iran International, Jumat (1/11/2024).
Pernyataan wakilnya, Brigadir Jenderal Ali Fadavi bahkan lebih keras. "Kami dapat menargetkan semua yang dimiliki Israel dalam satu operasi," katanya, menyebut respons Iran "pasti".
Ancaman yang hampir bersamaan dari dua komandan senior IRGC Iran itu muncul saat Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berbicara tentang beberapa kemajuan dalam perundingan untuk perjanjian gencatan senjata antara Hizbullah Lebanon yang didukung Iran dan Israel.
Perjanjian itu akan membuat tentara Lebanon dan pasukan penjaga perdamaian PBB menggantikan Hizbullah.
Pejabat Iran belum mengomentari prospek perjanjian semacam itu.
Namun, suasana hati di Teheran tersampaikan dalam bentuk pesan dari komandan operasi luar negeri IRGC (Pasukan Quds) Brigadir Jenderal Esmail Qaani kepada pemimpin Hizbullah Naim Qassem untuk memberi selamat kepadanya atas pengangkatannya sebagai sekretaris jenderal baru kelompok tersebut.
“Saudara-saudara Anda di Pasukan Quds akan tetap berada di sisi Hizbullah sampai pohon jahat Zionisme dicabut dan disingkirkan serta Palestina dan Yerusalem dibebaskan,” demikian bunyi pesan Qaani, menurut media yang berafiliasi dengan pemerintah Iran.
Ulama paling senior di kantor Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Mohammad Mohammadi Golpayegani, juga menanggapi dengan komentar yang mengancam.
"Serangan Israel baru-baru ini terhadap negara kami adalah tindakan putus asa yang akan ditanggapi dengan respons yang keras dan menghukum," katanya.