Heboh, Media Rusia Tuntut Google USD20.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000
loading...
A
A
A
MOSKOW - Media-media Rusia yang mewakili 17 penyiar berita menuntut Google dengan nilai gila-gilaan, yakni USD20.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 (USD20 desiliun).
Mengutip laporan RBK, tuntutan terhadap raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) itu diajukan karena platformnya Google, YouTube, memblokir konten 17 penyiar berita tersebut secara tidak sah.
Masih menurut laporan tersebut, pemblokiran itu menyebabkan Google berutang pada 17 penyiar berita tersebut hingga USD20,6 desiliun per 28 Oktober.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tuntutan mengejutkan sebesar USD20 desimiliar terhadap Google adalah “simbolis” dan dimaksudkan untuk mendorong perusahaan Amerika tersebut memperbaiki masalah yang dialaminya dengan 17 penyiar berita Rusia.
Menurut Peskov, jumlah yang sangat besar itu seharusnya membuat Google memperhatikan masalah tersebut dan memperbaikinya.
"Ini adalah jumlah yang dirumuskan secara khusus, saya bahkan tidak bisa mengucapkan angka ini, tetapi angka ini agak penuh dengan simbolisme," katanya, pada Kamis, yang dilansir Russia Today, Jumat (1/11/2024).
"Google tidak boleh membatasi tindakan penyiar kami begitu saja," lanjut Peskov.
Pada bulan Oktober 2022, Pengadilan Arbitrase Moskow memerintahkan Google untuk memulihkan akses YouTube milik saluran-saluran berita Rusia yang diblokir, dengan menjatuhkan denda gabungan sebesar 100.000 rubel per hari (USD1.028).
Menurut putusan pengadilan, denda tersebut berlipat ganda setiap minggu. Tanpa adanya batasan yang dikenakan pada denda, kini denda tersebut telah mencapai angka USD20,6 desiliun dan akan bertambah lebih jauh lagi.
Perselisihan antara raksasa teknologi dan para penyiar Rusia bermula pada tahun 2020, ketika perusahaan Amerika tersebut menutup saluran YouTube milik Tsargrad TV dan kantor berita RIA, dengan alasan sanksi AS terhadap pemiliknya.
Keadaan semakin buruk bagi media Rusia setelah konflik antara Moskow dan Kyiv meningkat pada Februari 2022, dengan puluhan saluran berita lain diblokir di platform tersebut, termasuk RT dan Sputnik.
Sejumlah penyiar kemudian menggugat raksasa teknologi tersebut, memenangkan kasus tersebut di Pengadilan Arbitrase Moskow.
Mengutip laporan RBK, tuntutan terhadap raksasa teknologi Amerika Serikat (AS) itu diajukan karena platformnya Google, YouTube, memblokir konten 17 penyiar berita tersebut secara tidak sah.
Masih menurut laporan tersebut, pemblokiran itu menyebabkan Google berutang pada 17 penyiar berita tersebut hingga USD20,6 desiliun per 28 Oktober.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan tuntutan mengejutkan sebesar USD20 desimiliar terhadap Google adalah “simbolis” dan dimaksudkan untuk mendorong perusahaan Amerika tersebut memperbaiki masalah yang dialaminya dengan 17 penyiar berita Rusia.
Menurut Peskov, jumlah yang sangat besar itu seharusnya membuat Google memperhatikan masalah tersebut dan memperbaikinya.
"Ini adalah jumlah yang dirumuskan secara khusus, saya bahkan tidak bisa mengucapkan angka ini, tetapi angka ini agak penuh dengan simbolisme," katanya, pada Kamis, yang dilansir Russia Today, Jumat (1/11/2024).
"Google tidak boleh membatasi tindakan penyiar kami begitu saja," lanjut Peskov.
Pada bulan Oktober 2022, Pengadilan Arbitrase Moskow memerintahkan Google untuk memulihkan akses YouTube milik saluran-saluran berita Rusia yang diblokir, dengan menjatuhkan denda gabungan sebesar 100.000 rubel per hari (USD1.028).
Menurut putusan pengadilan, denda tersebut berlipat ganda setiap minggu. Tanpa adanya batasan yang dikenakan pada denda, kini denda tersebut telah mencapai angka USD20,6 desiliun dan akan bertambah lebih jauh lagi.
Perselisihan antara raksasa teknologi dan para penyiar Rusia bermula pada tahun 2020, ketika perusahaan Amerika tersebut menutup saluran YouTube milik Tsargrad TV dan kantor berita RIA, dengan alasan sanksi AS terhadap pemiliknya.
Keadaan semakin buruk bagi media Rusia setelah konflik antara Moskow dan Kyiv meningkat pada Februari 2022, dengan puluhan saluran berita lain diblokir di platform tersebut, termasuk RT dan Sputnik.
Sejumlah penyiar kemudian menggugat raksasa teknologi tersebut, memenangkan kasus tersebut di Pengadilan Arbitrase Moskow.
(mas)