Murka Disebut Teroris, Erdogan Tuntut Politisi Anti Islam Belanda
Selasa, 27 Oktober 2020 - 20:03 WIB
ANKARA - Presiden Recep Tayyip Erdogan , mengajukan tuntutan pidana terhadap pemimpin sayap kanan Belanda terkemuka, Geert Wilders , ke otoritas Turki . Politisi anti Islam itu dinilai telah menghinanya di media sosial, seperti diberitakan kantor berita Anadolu.
Wilders adalah salah satu tokoh sayap kanan paling terkemuka di Eropa dan telah menjadi sosok kunci dalam membentuk debat imigrasi di Belanda selama dekade terakhir, meskipun dia belum pernah menjadi memerintah.
Pada hari Sabtu, Wilders memposting gambar kartun Erdogan dan memberinya judul "teroris". Pada hari Senin dia memposting gambar kapal yang tenggelam dengan bendera Turki di atasnya. "Bye bye @RTErdogan. Keluarkan Turki dari NATO," katanya di bawah gambar itu.
Pengacara Erdogan mengajukan gugatan ke jaksa di Ankara, mengatakan pengadilan Turki memiliki yurisdiksi atas masalah tersebut karena penghinaan itu ditujukan kepada presiden Turki, Anadolu melaporkan, mengutip dokumen yang diajukan oleh pengacara.
"Meski tindak pidana itu dilakukan langsung terhadap orang di kursi presiden, nilai yang dilanggar adalah struktur politik pemerintahan negara," kata pengacara Erdogan seperti dikutip Reuters dari Anadolu, Selasa (27/10/2020).
Mereka mengatakan komentar Wilders tidak dapat dipandang sebagai ekspresi kebebasan dan Wilders menargetkan kehormatan, martabat, karakter dan reputasi Erdogan.
Ankara telah lama mengkritik pandangan dan kebijakan yang dikemukakan oleh Wilders, pemimpin Partai Kebebasan. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Minggu menyebutnya sebagai "pecundang yang rasis" yang mencoba mendapatkan dukungan dengan permusuhan terhadap Islam dan orang asing.
"Sudah waktunya bagi Eropa untuk menghentikan politisi manja yang berpikiran fasis," kata Cavusoglu di Twitter.
Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Turki dan sekutu Erdogan, mengatakan bahwa Wilders memiliki "hubungan gelap" dengan organisasi teroris.
"Pemimpin Partai Kebebasan yang merosot telah membungkuk begitu rendah untuk menyebut presiden kita teroris. Dia telah menunjukkan siapa sebenarnya teroris, fasis dan barbar," kata Bahceli kepada anggota partainya di parlemen.
Langkah itu dilakukan sehari setelah Erdogan mendesak Turki untuk memboikot barang-barang Prancis terkait kartun Nabi Muhammad yang dipajang di Prancis, yang oleh sebagian Muslim dianggap penghinaan.(Baca juga: Imbas Kartun Nabi Muhammad, Erdogan Minta Rakyat Turki Boikot Produk Prancis )
Wilders sering mengejutkan kalangan politik Belanda dan menyinggung umat Islam.
Dia dibebaskan dalam sidang ujaran kebencian tahun 2011 atas pernyataan yang menyamakan Islam dengan Nazisme dan menyerukan pelarangan al Quran. Bulan lalu dia dibebaskan oleh pengadilan banding atas diskriminasi, meskipun pengadilan menguatkan dakwaan karena dengan sengaja menghina Maroko sebagai sebuah kelompok.(Baca juga: Hina Orang Maroko, Politisi Anti Islam Belanda Divonis Bersalah )
Wilders adalah salah satu tokoh sayap kanan paling terkemuka di Eropa dan telah menjadi sosok kunci dalam membentuk debat imigrasi di Belanda selama dekade terakhir, meskipun dia belum pernah menjadi memerintah.
Pada hari Sabtu, Wilders memposting gambar kartun Erdogan dan memberinya judul "teroris". Pada hari Senin dia memposting gambar kapal yang tenggelam dengan bendera Turki di atasnya. "Bye bye @RTErdogan. Keluarkan Turki dari NATO," katanya di bawah gambar itu.
Pengacara Erdogan mengajukan gugatan ke jaksa di Ankara, mengatakan pengadilan Turki memiliki yurisdiksi atas masalah tersebut karena penghinaan itu ditujukan kepada presiden Turki, Anadolu melaporkan, mengutip dokumen yang diajukan oleh pengacara.
"Meski tindak pidana itu dilakukan langsung terhadap orang di kursi presiden, nilai yang dilanggar adalah struktur politik pemerintahan negara," kata pengacara Erdogan seperti dikutip Reuters dari Anadolu, Selasa (27/10/2020).
Mereka mengatakan komentar Wilders tidak dapat dipandang sebagai ekspresi kebebasan dan Wilders menargetkan kehormatan, martabat, karakter dan reputasi Erdogan.
Ankara telah lama mengkritik pandangan dan kebijakan yang dikemukakan oleh Wilders, pemimpin Partai Kebebasan. Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Minggu menyebutnya sebagai "pecundang yang rasis" yang mencoba mendapatkan dukungan dengan permusuhan terhadap Islam dan orang asing.
"Sudah waktunya bagi Eropa untuk menghentikan politisi manja yang berpikiran fasis," kata Cavusoglu di Twitter.
Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Turki dan sekutu Erdogan, mengatakan bahwa Wilders memiliki "hubungan gelap" dengan organisasi teroris.
"Pemimpin Partai Kebebasan yang merosot telah membungkuk begitu rendah untuk menyebut presiden kita teroris. Dia telah menunjukkan siapa sebenarnya teroris, fasis dan barbar," kata Bahceli kepada anggota partainya di parlemen.
Langkah itu dilakukan sehari setelah Erdogan mendesak Turki untuk memboikot barang-barang Prancis terkait kartun Nabi Muhammad yang dipajang di Prancis, yang oleh sebagian Muslim dianggap penghinaan.(Baca juga: Imbas Kartun Nabi Muhammad, Erdogan Minta Rakyat Turki Boikot Produk Prancis )
Wilders sering mengejutkan kalangan politik Belanda dan menyinggung umat Islam.
Dia dibebaskan dalam sidang ujaran kebencian tahun 2011 atas pernyataan yang menyamakan Islam dengan Nazisme dan menyerukan pelarangan al Quran. Bulan lalu dia dibebaskan oleh pengadilan banding atas diskriminasi, meskipun pengadilan menguatkan dakwaan karena dengan sengaja menghina Maroko sebagai sebuah kelompok.(Baca juga: Hina Orang Maroko, Politisi Anti Islam Belanda Divonis Bersalah )
(ber)
tulis komentar anda