Imbas Kartun Nabi Muhammad, Erdogan Minta Rakyat Turki Boikot Produk Prancis

Selasa, 27 Oktober 2020 - 08:24 WIB
loading...
Imbas Kartun Nabi Muhammad,...
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto/Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS
A A A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan meminta rakyatnya untuk memboikot produk-produk Prancis setelah Ankara dan Paris terlibat perang kata-kata. Ketegangan ini buntut dari penggunaan kartun yang menghina Nabi Muhammad dalam diskusi kebebasan berekspresi di sekolah Prancis.

Menteri Luar Negeri Kanada Francois-Philippe Champagne membela Prancis. "Kami berdiri dalam solidaritas dengan teman Prancis kami," tulis Champagne via akun Twitter-nya, @FP_Champagne, Selasa (27/10/2020). (Baca: Dewan Cendekiawan Senior Saudi: Menghina Nabi Muhammad Hanya Melayani Ekstremis )

"Komentar terbaru Turki tentang Prancis sama sekali tidak dapat diterima. Kita harus kembali ke pertukaran diplomatik yang saling menghormati. Kami akan selalu berdiri bersama untuk membela kebebasan berekspresi dengan hormat," lanjut diplomat Kanada tersebut.

Pada hari Senin, Erdogan meminta warga Turki untuk memboikot produk-produk Prancis di tengah ketegangan bilateral atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang Islam yang dianggap sebagai penghinaan. (Baca: Imbas Macron Hina Islam: Website Prancis Diretas, Produknya Diboikot di Mana-mana )

"Sama seperti mereka mengatakan 'Jangan membeli barang dengan merek Turki' di Prancis, saya menyerukan kepada semua warga saya dari sini untuk tidak pernah membantu merek Prancis atau membelinya," kata Erdogan.

Prancis adalah sumber impor terbesar ke-10 bagi Turki dan pasar terbesar ketujuh untuk ekspor negara Erdogan tersebut. Di antara impor utama Prancis, mobil Prancis termasuk di antara mobil dengan penjualan tertinggi di Turki.

Menteri Delegasi Perdagangan Luar Negeri dan Daya Tarik Ekonomi Prancis, Franck Riester, mengatakan pada hari Senin bahwa Prancis tidak berniat untuk membatasi impor barang-barang Turki menyusul seruan Erdogan untuk boikot. Sejumlah negara Muslim lainnya juga menyerukan boikot semacam itu. (Baca juga: Umat Kristen Arab Ramai-ramai Kecam Penghinaan Prancis terhadap Islam )

Pada hari Minggu, Paris mengutuk reaksi tegas Ankara terhadap pernyataan Macron terhadap Islam dan memanggil pulang duta besarnya dari Turki untuk berkonsultasi.

Pada 21 Oktober, Macron menyampaikan pidatonya dalam upacara peringatan guru sejarah Prancis; Samuel Paty, yang dipenggal oleh seorang remaja radikal etnis Chechnya. Presiden menyerukan negaranya untuk "membebaskan Islam di Prancis dari pengaruh asing dan memperkuat kontrol atas pendanaan masjid". Dia menekankan bahwa Prancis akan terus mempertahankan kebebasan berekspresi dan meningkatkan pertempuran melawan Islam radikal.

Pada hari Sabtu, Erdogan mengatakan bahwa presiden Prancis tidak menghormati jutaan warga Muslim Prancis dan "membutuhkan perawatan mental". Dia menambahkan bahwa manifestasi permusuhan terhadap Islam berarti permusuhan terhadap Turki.

Macron dalam pernyataan di Twitter hari Senin mengatakan; "Kami tidak akan pernah menyerah. Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat damai. Kami tidak menerima perkataan yang mendorong kebencian dan membela perdebatan yang masuk akal. Kami akan selalu berpihak pada martabat manusia dan nilai-nilai universal."
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1637 seconds (0.1#10.140)