Guru yang Dipenggal karena Kartun Nabi Dapat Penghargaan Legion d'Honneur
Selasa, 20 Oktober 2020 - 16:41 WIB
PARIS - Samuel Paty , guru sejarah berusia 47 tahun yang dipenggal dalam serangan teror pekan lalu, secara anumerta akan mendapatkan penghargaan tertinggi Prancis . Hal itu diungkapkan oleh Menteri Pendidikan Prancis Jean-Michel Blanquer.
Blanquer mengatakan Paty akan mendapatkan penghargaan tertinggi Prancis, "Legion d'Honneur", seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/10/2020).
Légion d'honneur atau Orde national de la Legion d’honneur (Ordo Nasional Legiun Kehormatan) ialah tanda penghargaan tertinggi Prancis yang mempunyai motto Honneur et Patrie ("Kehormatan dan Tanah Air"). Tanda kehormatan ini diberikan kepada mereka, baik sipil atau militer, yang dianggap telah memberikan kontribusi penting bagi negara.
Samuel Paty dibunuh pada hari Jumat di siang bolong di luar sekolahnya di pinggiran kota kelas menengah Paris. Guru dari kota Conflans-Sainte-Honorine itu dibunuh oleh Abdulak Abuezidovich A (18) secara brutal ketika dalam perjalanan pulang pada pekan lalu. Pelaku merupakan pria etnis Chechnya, Rusia.(Baca juga: Pemimpin Chechnya Tegaskan Pelaku Pemenggalan Guru di Prancis Bukan Warganya )
Remaja tersebut berusaha untuk membalas penggunaan karikatur Nabi Muhammad oleh korbannya di sebuah kelas tentang kebebasan berekspresi. Umat Muslim menilai penggambaran Nabi Muhammad adalah penghinaan.
Pembunuhan itu mengejutkan Prancis, dan mengingatkan publik atas serangan lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo. Demo besar yang dihadiri ribuan orang terjadi di Ibu Kota Prancis, Paris, pada hari Minggu untuk mengenang seorang guru yang dipenggal dalam serangan teror. Guru bernama Samuel Paty tersebut dipenggal seorang pria setelah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad selama memberikan pelajaran tentang kebebasan berekspresi di kelasnya.(Baca juga: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Picu Demo Besar di Prancis )
Tokoh masyarakat menyebut pembunuhan itu sebagai serangan terhadap Republik dan nilai-nilai Prancis. Sedangkan seorang imam masjid di pinggiran Paris, Prancis, menyampaikan permohonan maaf saat memberikan penghormatan di depan kampus Paty.
Di sisi lain kartun yang ditunjukkan Paty di kelas juga memicu gelombang kemarahan di antara beberapa orangtua siswa Muslim, dengan salah satu dari mereka bahkan meluncurkan kampanye online untuk menuntut agar guru tersebut dipecat. Keluhan tersebut diperkuat oleh masjid setempat, yang membagikan video tersebut kepadan 60.000 follower di Facebook.
Polisi telah menahan 11 orang terkait kasus tersebut, termasuk empat kerabat penyerang, serta orang tua yang melancarkan kampanye melawan guru tersebut, dan beberapa kenalannya.
Upacara nasional untuk menghormati Paty akan diadakan di universitas Sorbonne Paris pada hari Rabu esok.(Lihat video: Terjaring Razia Masker, WNA Asal Spanyol Rela Menyapu Jalan )
Blanquer mengatakan Paty akan mendapatkan penghargaan tertinggi Prancis, "Legion d'Honneur", seperti dikutip dari Reuters, Selasa (20/10/2020).
Légion d'honneur atau Orde national de la Legion d’honneur (Ordo Nasional Legiun Kehormatan) ialah tanda penghargaan tertinggi Prancis yang mempunyai motto Honneur et Patrie ("Kehormatan dan Tanah Air"). Tanda kehormatan ini diberikan kepada mereka, baik sipil atau militer, yang dianggap telah memberikan kontribusi penting bagi negara.
Samuel Paty dibunuh pada hari Jumat di siang bolong di luar sekolahnya di pinggiran kota kelas menengah Paris. Guru dari kota Conflans-Sainte-Honorine itu dibunuh oleh Abdulak Abuezidovich A (18) secara brutal ketika dalam perjalanan pulang pada pekan lalu. Pelaku merupakan pria etnis Chechnya, Rusia.(Baca juga: Pemimpin Chechnya Tegaskan Pelaku Pemenggalan Guru di Prancis Bukan Warganya )
Remaja tersebut berusaha untuk membalas penggunaan karikatur Nabi Muhammad oleh korbannya di sebuah kelas tentang kebebasan berekspresi. Umat Muslim menilai penggambaran Nabi Muhammad adalah penghinaan.
Pembunuhan itu mengejutkan Prancis, dan mengingatkan publik atas serangan lima tahun lalu di kantor majalah satir Charlie Hebdo. Demo besar yang dihadiri ribuan orang terjadi di Ibu Kota Prancis, Paris, pada hari Minggu untuk mengenang seorang guru yang dipenggal dalam serangan teror. Guru bernama Samuel Paty tersebut dipenggal seorang pria setelah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad selama memberikan pelajaran tentang kebebasan berekspresi di kelasnya.(Baca juga: Guru Dipenggal karena Kartun Nabi Muhammad Picu Demo Besar di Prancis )
Tokoh masyarakat menyebut pembunuhan itu sebagai serangan terhadap Republik dan nilai-nilai Prancis. Sedangkan seorang imam masjid di pinggiran Paris, Prancis, menyampaikan permohonan maaf saat memberikan penghormatan di depan kampus Paty.
Di sisi lain kartun yang ditunjukkan Paty di kelas juga memicu gelombang kemarahan di antara beberapa orangtua siswa Muslim, dengan salah satu dari mereka bahkan meluncurkan kampanye online untuk menuntut agar guru tersebut dipecat. Keluhan tersebut diperkuat oleh masjid setempat, yang membagikan video tersebut kepadan 60.000 follower di Facebook.
Polisi telah menahan 11 orang terkait kasus tersebut, termasuk empat kerabat penyerang, serta orang tua yang melancarkan kampanye melawan guru tersebut, dan beberapa kenalannya.
Upacara nasional untuk menghormati Paty akan diadakan di universitas Sorbonne Paris pada hari Rabu esok.(Lihat video: Terjaring Razia Masker, WNA Asal Spanyol Rela Menyapu Jalan )
(ber)
tulis komentar anda