Lagi, Azerbaijan Tembak Jatuh Jet Tempur Su-25 Armenia
Senin, 19 Oktober 2020 - 06:04 WIB
BAKU - Pasukan Azerbaijan pada Minggu (18/10/2020) menembak jatuh sebuah jet tempur Su-25 Armenia . Kementerian Pertahanan negara itu mengatakan pesawat tempur yang dijatuhkan tersebut merupakan yang kedua dalam dua hari terakhir.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu mengatakan pesawat tempur Su-25 Yerevan mencoba melancarkan serangan udara terhadap posisi militer Azerbaijan di wilayah Jabrayil ketika ditembak jatuh. Insiden ini mirip dengan penembakan pesawat serupa pada Sabtu pekan lalu. (Baca: Azerbaijan Tembak Jatuh Jet Tempur Su-25 Armenia )
Dalam insiden penembakan jet tempur hari Sabtu, pihak Armenia membantah telah kehilangan pesawat. Sedangkan dalam insiden kedua, militer negara itu belum berkomentar.
Jet tempur kedua itu ditembak jatuh oleh pasukan Azerbaijan sekitar pukul 00.30 malam. Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga mengumumkan bahwa drone pasukan Armenia jatuh di dekat Horadiz. (Baca: Baru Disepakati, Armenia Sudah Tuding Azerbaijan Langgar Gencatan Senjata )
"Pada tanggal 18 Oktober, pukul 13.00, sebuah kendaraan udara tak berawak taktis (UAV) angkatan bersenjata Armenia, mencoba melakukan penerbangan ke arah Horadiz, segera terdeteksi dan dihancurkan oleh Unit Pertahanan Udara Azerbaijan," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip Anadolu, Senin (19/10/2020).
Sebelumnya pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar memberi selamat kepada Azerbaijan melalui telepon karena telah menembak jatuh jet tempur Su-25 Armenia.
Pada hari Minggu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan bahwa pasukan Armenia telah "sangat melanggar" gencatan senjata kemanusiaan baru yang baru berlangsung beberapa jam, menggunakan senjata, mortir, dan artileri kaliber besar. (Simak juga infografis: Menyerang Warga Sipil, Pemuka Agama Azerbaijan Kutuk Armenia )
Gencatan senjata—yang kedua sejak permusuhan di sekitar Nagorno-Karabakh dimulai pada 27 September—diumumkan pada hari Sabtu dan baru berlaku pada tengah malam.
Gencatan senjata kedua dicapai antara Baku dan Yerevan setelah gencatan senjata 10 Oktober sebelumnya—dimaksudkan untuk memungkinkan pertukaran tahanan dan penemuan mayat—dilanggar beberapa jam kemudian oleh serangan rudal Armenia di kota Ganja, Azerbaijan. Serangan itu menewaskan 10 orang dan melukai 35 orang lainnya.
Konflik Nagorno-Karabakh
Hubungan antara kedua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Penduduk Nagorno-Karabakh , yang mayoritas etnis Armenia, memerdekakan diri tak lama setelah Soviet bubar. Namun, Azerbaijan tak mengakui kemerdekaan wilayah tersebut.
OSCE Minsk Group—diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat—dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, juga pernah disetujui pada tahun 1994.
Dalam sebuah pernyataan, kementerian itu mengatakan pesawat tempur Su-25 Yerevan mencoba melancarkan serangan udara terhadap posisi militer Azerbaijan di wilayah Jabrayil ketika ditembak jatuh. Insiden ini mirip dengan penembakan pesawat serupa pada Sabtu pekan lalu. (Baca: Azerbaijan Tembak Jatuh Jet Tempur Su-25 Armenia )
Dalam insiden penembakan jet tempur hari Sabtu, pihak Armenia membantah telah kehilangan pesawat. Sedangkan dalam insiden kedua, militer negara itu belum berkomentar.
Jet tempur kedua itu ditembak jatuh oleh pasukan Azerbaijan sekitar pukul 00.30 malam. Kementerian Pertahanan Azerbaijan juga mengumumkan bahwa drone pasukan Armenia jatuh di dekat Horadiz. (Baca: Baru Disepakati, Armenia Sudah Tuding Azerbaijan Langgar Gencatan Senjata )
"Pada tanggal 18 Oktober, pukul 13.00, sebuah kendaraan udara tak berawak taktis (UAV) angkatan bersenjata Armenia, mencoba melakukan penerbangan ke arah Horadiz, segera terdeteksi dan dihancurkan oleh Unit Pertahanan Udara Azerbaijan," bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan, seperti dikutip Anadolu, Senin (19/10/2020).
Sebelumnya pada hari Sabtu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar memberi selamat kepada Azerbaijan melalui telepon karena telah menembak jatuh jet tempur Su-25 Armenia.
Pada hari Minggu, Kementerian Pertahanan Azerbaijan mengumumkan bahwa pasukan Armenia telah "sangat melanggar" gencatan senjata kemanusiaan baru yang baru berlangsung beberapa jam, menggunakan senjata, mortir, dan artileri kaliber besar. (Simak juga infografis: Menyerang Warga Sipil, Pemuka Agama Azerbaijan Kutuk Armenia )
Gencatan senjata—yang kedua sejak permusuhan di sekitar Nagorno-Karabakh dimulai pada 27 September—diumumkan pada hari Sabtu dan baru berlaku pada tengah malam.
Gencatan senjata kedua dicapai antara Baku dan Yerevan setelah gencatan senjata 10 Oktober sebelumnya—dimaksudkan untuk memungkinkan pertukaran tahanan dan penemuan mayat—dilanggar beberapa jam kemudian oleh serangan rudal Armenia di kota Ganja, Azerbaijan. Serangan itu menewaskan 10 orang dan melukai 35 orang lainnya.
Konflik Nagorno-Karabakh
Hubungan antara kedua bekas republik Soviet itu tegang sejak 1991 ketika militer Armenia menduduki Nagorno-Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional. Penduduk Nagorno-Karabakh , yang mayoritas etnis Armenia, memerdekakan diri tak lama setelah Soviet bubar. Namun, Azerbaijan tak mengakui kemerdekaan wilayah tersebut.
OSCE Minsk Group—diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat—dibentuk pada tahun 1992 untuk menemukan solusi damai untuk konflik tersebut, tetapi tidak berhasil. Gencatan senjata, bagaimanapun, juga pernah disetujui pada tahun 1994.
(min)
tulis komentar anda