Kyrgystan Alami Krisis Politik, PM Boronov Mengundurkan Diri

Kamis, 08 Oktober 2020 - 10:20 WIB
Pengunjuk rasa turun ke jalan di Kota Bishkek untuk memprotes dan menolak hasil pemilihan umum di Kyrgystan yang digelar Minggu (4/10/2020). Foto/Reuters
BISHKEK - Perdana Menteri (PM) Kyrgystan Kubatbek Boronov mengundurkan diri setelah demonstrasi pascapemilu meluas dan menyebabkan negara tersebut jatuh dalam kekacauan politik. Boronov kini digantikan Sadyr Japarov, pemimpin oposisi yang dibebaskan kelompoknya dari penjara.

Kelompok oposisi mengklaim telah menguasai parlemen dan memprotes bahwa hasil pemilu telah diselewengkan. Mengingat hasil tekanan massa, lembaga pemilu Kirgistan pun menganulir hasil pemilu parlemen. Hasil pemilu sebelumnya menunjukkan partai yang berafiliasi dengan Presiden Kirgistan Sooronbai Jeenbekov meraih kemenangan. (Baca: Keajaiban Surah Al-Fatihah Menyembuhkan Penyakit dan Penawar Racun)

Presiden Jeenbekov mengklaim dirinya masih berkuasa, tetapi dia siap mengundurkan diri. “Saya siap menyerahkan tanggung jawab kepada pemimpin yang kuat,” katanya dilansir Al Jazeera. Namun, dia menolak menyebut siapa orang yang dimaksud.





Insiden itu setelah kekisruhan selama beberapa hari, di mana masyarakat menguasai gedung pemerintahan dan membebaskan para tahanan politik, termasuk Japarov, yang telah dipenjara selama 11 tahun. Mantan Presiden Almazbek Atambayev yang telah menjalani tahanan selama 11 tahun atas tuduhan korupsi juga dibebaskan.

“Tujuan utama demonstran bukan menganulir hasil pemilu, tetapi menggulingkan saya dari kekuasaan,” kata Jeenbekov yang masih bersembunyi. Dia menyarankan semua pihak untuk mengembalikan mandat kepada lembaga yang berwenang dan menghindari ketegangan politik. “Untuk menyelesaikan permasalahan, saya siap menyerahkan tanggung jawab kepada pemimpin yang kuat. Saya siap membantu mereka,” kata dia.

Konflik horizontal pun tak terhindari. Demonstran antipemerintah berhadapan dengan kelompok lain. Saat parlemen Kyrgystan sepakat menominasikan politikus Zhaparov, massa yang marah menghancurkan hotel yang menjadi lokasi sidang. Itu memaksa Zhaparov melarikan diri melalui pintu belakang. (Baca juga: Miris, UU Ciptaker Tempatkan Pendidikan sebagai Komoditas yang Diperdagangkan)

Penduduk Bishkek, yang terbiasa menyusul kerusuhan pada 2005 dan 2010, langsung bersiaga untuk membantu aparat kepolisian. Itu digunakan untuk melawan massa demonstran dan perusuh yang berusaha menyerang pertokoan dan restoran. Situs berita Akipress melaporkan polisi Bishkek berhasil mengendalikan situasi.

Saat muncul di televisi, Zhaparov mengumumkan dirinya akan melakukan reformasi konstitusi sebelum menggelar pemilu parlemen dan presiden dalam dua atau tiga bulan mendatang. Dia juga belum mendapatkan dukungan dari kelompok oposisi karena masih terjadi ketegangan di antara aliansinya. Belum jelas, apakah penunjukan Zhaparov sebagai PM memiliki aspek legalitas atau tidak. Namun demikian, BBC melaporkan pihak oposisi mengendalikan pasukan keamanan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More