Jet Tempur China Dijatuhkan oleh Seekor Burung
Selasa, 06 Oktober 2020 - 07:01 WIB
BEIJING - Salah satu jet tempur China dijtuhkan oleh seekor burung. Media militer setempat pada Senin (5/10/2020) mengonfirmasi insiden tersebut tanpa menyebutkan jenis pesawat tempur yang jatuh.
Insiden ini terjadi banyak pesawat militer Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Beijing, termasuk pesawat pembom, menerobos zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan selama berminggu-minggu secara konstan.
Menurut data Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND), pesawat-pesawat Angkatan Udara PLA melanggar ADIZ Taiwan antara 16 September hingga 3 Oktober dengan total 50 serangan mendadak. Namun, citra tak terkalahkan yang dibangun sendiri oleh Angkatan Udara PLA terpukul dalam beberapa hari terakhir ketika salah satu jet tempurnya jatuh setelah bertemu lawannya yang hanya seekor burung. (Baca: Jet Tempur Rusia Cegat Pembom B-52 AS dalam Jarak 30 Meter, Pentagon Marah )
Media militer China, People's Liberation Army Daily, dalam laporannya 5 Oktober 2020 mengatakan pilot Wang Jiandong menyampaikan serangan burung tak lama setelah lepas landas. Peringatan mematikan mesin dalam penerbangan segera mulai berkedip, dan layar tampilan menjadi hitam.
Setelah lima detik, daya cadangan darurat menyala dan layar tampilan kokpit dipulihkan. Wang kemudian mencoba mendorong throttle ke depan untuk meningkatkan daya dorong, tetapi tidak ada respons, karena mesin telah benar-benar berhenti.
Karena dia hanya 272,7 meter di atas tanah, Wang menyadari tidak ada waktu untuk kembali ke pangkalan untuk mendarat dan jet tempurnya akan segera jatuh. Menurut juru bicara pemerintah China, Wang mengarahkan pesawat menjauh dari daerah berpenduduk sebanyak tiga kali dalam 37 detik dan mengarahkannya ke sawah. Ketika berada di ketinggian 75,9 meter di atas tanah, pesawat jatuh di area kebun terdekat. Meski jatuh, pemerintah mengklaim pesawat itu sejatinya berhasil mendarat dengan aman. (Baca: China Latihan Perang Lagi di Laut China Selatan, Taiwan Khawatir Perang Pecah )
Setelah dilakukan penyelidikan oleh PLA, dipastikan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh benturan burung pada mesin pesawat tempur saat lepas landas, sehingga menyebabkan pesawat mogok. Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan waktu dan lokasi kejadian.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pilot tersebut adalah anggota Komando Teater Selatan PLA, di mana beberapa pesawat tempur yang telah mengusik ADIZ Taiwan berada dan yang akan menjadi bagian dari tempat pementasan jika terjadi invasi ke Taiwan.
Tidak pasti jenis pesawat apa yang terlibat dalam insiden itu, juga tidak ada lokasi atau tanggal yang diberikan selain "awal musim gugur". Satu-satunya petunjuk tentang jenis pesawat yang mungkin terlibat adalah bahwa gambar stok yang digunakan dalam artikel tersebut termasuk sebuah J-10 Chengdu di landasan pacu. (Baca juga: Taiwan Perlihatkan Rudal Jelajah '10.000 Pedang' yang Mampu Hantam China )
Pada 4 September, muncul video dari sebuah jet tempur Su-35 Angkatan Udara PLA yang jatuh di Guilin, Provinsi Guangxi, yang merupakan salah satu provinsi yang tercakup dalam Komando Teater Selatan. Laporan berita palsu menyebutkan pada hari itu bahwa Taiwan telah menembak jatuh pesawat tersebut, tetapi MND Taiwan dengan cepat menepis rumor tersebut, sementara Beijing tidak pernah mengeluarkan respons resmi.
Insiden ini terjadi banyak pesawat militer Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) Beijing, termasuk pesawat pembom, menerobos zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan selama berminggu-minggu secara konstan.
Menurut data Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan (MND), pesawat-pesawat Angkatan Udara PLA melanggar ADIZ Taiwan antara 16 September hingga 3 Oktober dengan total 50 serangan mendadak. Namun, citra tak terkalahkan yang dibangun sendiri oleh Angkatan Udara PLA terpukul dalam beberapa hari terakhir ketika salah satu jet tempurnya jatuh setelah bertemu lawannya yang hanya seekor burung. (Baca: Jet Tempur Rusia Cegat Pembom B-52 AS dalam Jarak 30 Meter, Pentagon Marah )
Media militer China, People's Liberation Army Daily, dalam laporannya 5 Oktober 2020 mengatakan pilot Wang Jiandong menyampaikan serangan burung tak lama setelah lepas landas. Peringatan mematikan mesin dalam penerbangan segera mulai berkedip, dan layar tampilan menjadi hitam.
Setelah lima detik, daya cadangan darurat menyala dan layar tampilan kokpit dipulihkan. Wang kemudian mencoba mendorong throttle ke depan untuk meningkatkan daya dorong, tetapi tidak ada respons, karena mesin telah benar-benar berhenti.
Karena dia hanya 272,7 meter di atas tanah, Wang menyadari tidak ada waktu untuk kembali ke pangkalan untuk mendarat dan jet tempurnya akan segera jatuh. Menurut juru bicara pemerintah China, Wang mengarahkan pesawat menjauh dari daerah berpenduduk sebanyak tiga kali dalam 37 detik dan mengarahkannya ke sawah. Ketika berada di ketinggian 75,9 meter di atas tanah, pesawat jatuh di area kebun terdekat. Meski jatuh, pemerintah mengklaim pesawat itu sejatinya berhasil mendarat dengan aman. (Baca: China Latihan Perang Lagi di Laut China Selatan, Taiwan Khawatir Perang Pecah )
Setelah dilakukan penyelidikan oleh PLA, dipastikan bahwa kecelakaan tersebut disebabkan oleh benturan burung pada mesin pesawat tempur saat lepas landas, sehingga menyebabkan pesawat mogok. Namun, laporan tersebut tidak menyebutkan waktu dan lokasi kejadian.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pilot tersebut adalah anggota Komando Teater Selatan PLA, di mana beberapa pesawat tempur yang telah mengusik ADIZ Taiwan berada dan yang akan menjadi bagian dari tempat pementasan jika terjadi invasi ke Taiwan.
Tidak pasti jenis pesawat apa yang terlibat dalam insiden itu, juga tidak ada lokasi atau tanggal yang diberikan selain "awal musim gugur". Satu-satunya petunjuk tentang jenis pesawat yang mungkin terlibat adalah bahwa gambar stok yang digunakan dalam artikel tersebut termasuk sebuah J-10 Chengdu di landasan pacu. (Baca juga: Taiwan Perlihatkan Rudal Jelajah '10.000 Pedang' yang Mampu Hantam China )
Pada 4 September, muncul video dari sebuah jet tempur Su-35 Angkatan Udara PLA yang jatuh di Guilin, Provinsi Guangxi, yang merupakan salah satu provinsi yang tercakup dalam Komando Teater Selatan. Laporan berita palsu menyebutkan pada hari itu bahwa Taiwan telah menembak jatuh pesawat tersebut, tetapi MND Taiwan dengan cepat menepis rumor tersebut, sementara Beijing tidak pernah mengeluarkan respons resmi.
(min)
tulis komentar anda