Korsel Gelar Sayembara Nama Jet Tempur Proyek Patungan dengan Indonesia
Jum'at, 02 Oktober 2020 - 15:16 WIB
SEOUL - Angkatan Udara (AU) Korea Selatan (Korsel) telah meluncurkan kontes penamaan untuk jet tempur yang sedang dikembangkan, KF-X/IF-X . Jet tempur ini merupakan proyek patungan Korea Selatan dengan Indonesia .
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan prototipe jet pertama untuk proyek KF-X/IF-X sedang dibangun setelah desainnya dikonfirmasi tahun lalu.
Hingga 30 Oktober, warga Korea Selatan dapat mengirimkan saran untuk nama pesawat tempur baru itu dengan penjelasan tentang bagaimana nama itu mewakili misi jet tempur tersebut. (Baca juga: Nego Ulang Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X, Pihak Korsel Terbang ke Indonesia )
Menurut para pejabat AU Korea Selatan, seperti dikutip Yonhap, Jumat (2/10/2020), pemenang kontes atau sayembara akan diberikan satu pesawat model dengan penghargaan dari kepala staf Angkatan Udara.
Di bawah proyek KF-X/IF-X senilai 8,8 triliun won (USD7,5 miliar), Korea Selatan telah bekerja sejak akhir 2015 untuk mengembangkan pesawat tempur mutakhir buatan dalam negeri untuk menggantikan armada jet F-4 dan F-5 Angkatan Udara yang sudah tua. Indonesia bergabung dalam proyek itu dengan setuju ikut patungan 20 persen dari total nilai proyek atau sekitar 1,7 triliun won.
Namun, dalam praktiknya, Indonesia baru sanggup membayar 220 miliar won. Sesuai kesepakatan, Indonesia harus merampungkan sisa pembayaran hingga 2026.
Pada 23 September lalu, sekitar 10 pejabat dari DAPA dan Korean Aerospace Industries (KAI) berkunjung ke Jakarta dan bertemu para pejabat Indonesia untuk membahas negosiasi ulang proyek pesawat jet tempur KF-X/IF-X.
KAI adalah pembuat jet tempur tersebut. Proyek patungan ini mengalami hambatan setelah Indonesia menunggak iuran.
Proyek jet tempur gabungan tersebut dinamakan KF-X (Korean Fighter eXperimental) di Korea dan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental) di Indonesia. (Baca: Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel, Indonesia Nunggak Rp6,2 Triliun )
Kedua belah pihak telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang, di mana pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun. Pembicaraan itu termasuk pertemuan pertama sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjabat Oktober lalu.
Prabowo telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan dengan mengatakan dia akan meninjau keseluruhan konten anggaran pertahanan dan sistem persenjataan Indonesia. (Baca: Jet Tempur Proyek Korsel-Indonesia Dipasok Mesin GE Aviation )
Menurut pejabat KAI, seperti dikutip Korea Times, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20 persen yang dijanjikan menjadi 15 persen. Usulan tersebut dilontarkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Moon Jae-in saat berkunjung ke Korea pada September 2018, menurut pejabat tersebut.
Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan negara sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan pembuat pesawat negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai. (Baca juga: Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel-Indonesia Mirip Jet Siluman F-35 AS )
Pejabat industri pesawat Korea Selatan mengatakan Indonesia ingin pemerintah Korea Selatan mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia—permintaan yang oleh Korea tidak dapat memutuskan sendiri karena beberapa teknologi tersebut terkait dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, pengembangan pesawat tempur oleh KAI berjalan lancar, di mana pabrikan itu akan meluncurkan prototipe pada paruh pertama tahun 2021. Awal bulan ini, KAI mulai merakit prototipe dari apa yang akan menjadi jet tempur yang dikembangkan secara lokal pertama di negara itu.
Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA) Korea Selatan mengatakan prototipe jet pertama untuk proyek KF-X/IF-X sedang dibangun setelah desainnya dikonfirmasi tahun lalu.
Hingga 30 Oktober, warga Korea Selatan dapat mengirimkan saran untuk nama pesawat tempur baru itu dengan penjelasan tentang bagaimana nama itu mewakili misi jet tempur tersebut. (Baca juga: Nego Ulang Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X, Pihak Korsel Terbang ke Indonesia )
Menurut para pejabat AU Korea Selatan, seperti dikutip Yonhap, Jumat (2/10/2020), pemenang kontes atau sayembara akan diberikan satu pesawat model dengan penghargaan dari kepala staf Angkatan Udara.
Di bawah proyek KF-X/IF-X senilai 8,8 triliun won (USD7,5 miliar), Korea Selatan telah bekerja sejak akhir 2015 untuk mengembangkan pesawat tempur mutakhir buatan dalam negeri untuk menggantikan armada jet F-4 dan F-5 Angkatan Udara yang sudah tua. Indonesia bergabung dalam proyek itu dengan setuju ikut patungan 20 persen dari total nilai proyek atau sekitar 1,7 triliun won.
Namun, dalam praktiknya, Indonesia baru sanggup membayar 220 miliar won. Sesuai kesepakatan, Indonesia harus merampungkan sisa pembayaran hingga 2026.
Pada 23 September lalu, sekitar 10 pejabat dari DAPA dan Korean Aerospace Industries (KAI) berkunjung ke Jakarta dan bertemu para pejabat Indonesia untuk membahas negosiasi ulang proyek pesawat jet tempur KF-X/IF-X.
KAI adalah pembuat jet tempur tersebut. Proyek patungan ini mengalami hambatan setelah Indonesia menunggak iuran.
Proyek jet tempur gabungan tersebut dinamakan KF-X (Korean Fighter eXperimental) di Korea dan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental) di Indonesia. (Baca: Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel, Indonesia Nunggak Rp6,2 Triliun )
Kedua belah pihak telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang, di mana pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun. Pembicaraan itu termasuk pertemuan pertama sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjabat Oktober lalu.
Prabowo telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan dengan mengatakan dia akan meninjau keseluruhan konten anggaran pertahanan dan sistem persenjataan Indonesia. (Baca: Jet Tempur Proyek Korsel-Indonesia Dipasok Mesin GE Aviation )
Menurut pejabat KAI, seperti dikutip Korea Times, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20 persen yang dijanjikan menjadi 15 persen. Usulan tersebut dilontarkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Moon Jae-in saat berkunjung ke Korea pada September 2018, menurut pejabat tersebut.
Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan negara sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan pembuat pesawat negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai. (Baca juga: Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel-Indonesia Mirip Jet Siluman F-35 AS )
Pejabat industri pesawat Korea Selatan mengatakan Indonesia ingin pemerintah Korea Selatan mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia—permintaan yang oleh Korea tidak dapat memutuskan sendiri karena beberapa teknologi tersebut terkait dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, pengembangan pesawat tempur oleh KAI berjalan lancar, di mana pabrikan itu akan meluncurkan prototipe pada paruh pertama tahun 2021. Awal bulan ini, KAI mulai merakit prototipe dari apa yang akan menjadi jet tempur yang dikembangkan secara lokal pertama di negara itu.
(min)
tulis komentar anda