Nego Ulang Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X, Pihak Korsel Terbang ke Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekitar 10 pejabat dari Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan (Korsel) dan Korean Aerospace Industries (KAI) terbang ke Jakarta pada hari Selasa. Mereka akan bertemu para pejabat Indonesia pada Rabu (23/9/2020) dan Kamis besok untuk membahas negosiasi ulang proyek pesawat jet tempur KF-X/IF-X.
KAI adalah pembuat jet tempur tersebut. Proyek patungan ini mengalami hambatan setelah Indonesia menunggak iuran senilai ratusan juta dolar Amerika Serikat. (Baca juga : Filip Hrgovic Raksasa Kelas Berat dari Kroasia Penerus Klitschko )
Proyek jet tempur gabungan tersebut dinamakan KF-X (Korean Fighter eXperimental) di Korea dan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental) di Indonesia. (Baca: Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel, Indonesia Nunggak Rp6,2 Triliun )
Kedua belah pihak telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang, di mana pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun. Pembicaraan itu termasuk pertemuan pertama sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjabat Oktober lalu.
Prabowo telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan dengan mengatakan dia akan meninjau keseluruhan konten anggaran pertahanan dan sistem persenjataan Indonesia. (Baca yuk : Kisruh Politik Negeri Jiran, Raja Malaysia Punya Tiga Opsi )
Selama pertemuan minggu ini, pejabat kedua negara diharapkan akan meninjau kondisi proyek jet tempur patungan tersebut untuk mencapai kesepakatan, karena Indonesia menginginkan pengurangan dari yang disanggupi untuk membayar ke pemerintah Korea Selatan.
Indonesia pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won (USD1,46 miliar), yang merupakan sekitar 20 persen dari total anggaran proyek 8 triliun won. Tetapi sejauh ini, Indonesia baru membayar sekitar 220 miliar won. Indonesia berhenti membayar pada akhir 2017 karena kondisi keuangan negara yang memburuk. (Baca: Jet Tempur Proyek Korsel-Indonesia Dipasok Mesin GE Aviation )
Pembayaran oleh Indonesia seharusnya selesai pada tahun 2026, dan tunggakan yang semestinya dibayar sekitar 500 miliar won.
Menurut pejabat KAI, seperti dikutip Korea Times, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20 persen yang dijanjikan menjadi 15 persen. Usulan tersebut dilontarkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Moon Jae-in saat berkunjung ke Korea pada September 2018, menurut pejabat tersebut.
Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan negara sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan pembuat pesawat negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai. (Baca juga: Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel-Indonesia Mirip Jet Siluman F-35 AS )
Pejabat industri pesawat Korea Selatan mengatakan Indonesia ingin pemerintah Korea Selatan mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia—permintaan yang oleh Korea tidak dapat memutuskan sendiri karena beberapa teknologi tersebut terkait dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, pengembangan pesawat tempur oleh KAI berjalan lancar, di mana pabrikan itu akan meluncurkan prototipe pada paruh pertama tahun 2021. Awal bulan ini, KAI mulai merakit prototipe dari apa yang akan menjadi jet tempur yang dikembangkan secara lokal pertama di negara itu.
Lihat Juga: Tetangga Indonesia Operasikan 72 Jet Tempur Siluman F-35 Siap Tempur, Makin Digdaya di Indo-Pasifik
KAI adalah pembuat jet tempur tersebut. Proyek patungan ini mengalami hambatan setelah Indonesia menunggak iuran senilai ratusan juta dolar Amerika Serikat. (Baca juga : Filip Hrgovic Raksasa Kelas Berat dari Kroasia Penerus Klitschko )
Proyek jet tempur gabungan tersebut dinamakan KF-X (Korean Fighter eXperimental) di Korea dan IF-X (Indonesian Fighter eXperimental) di Indonesia. (Baca: Proyek Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel, Indonesia Nunggak Rp6,2 Triliun )
Kedua belah pihak telah mengadakan empat putaran negosiasi ulang, di mana pembicaraan terakhir dilakukan setelah sekitar satu tahun. Pembicaraan itu termasuk pertemuan pertama sejak Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menjabat Oktober lalu.
Prabowo telah menunda melanjutkan pembicaraan dengan pemerintah Korea Selatan dengan mengatakan dia akan meninjau keseluruhan konten anggaran pertahanan dan sistem persenjataan Indonesia. (Baca yuk : Kisruh Politik Negeri Jiran, Raja Malaysia Punya Tiga Opsi )
Selama pertemuan minggu ini, pejabat kedua negara diharapkan akan meninjau kondisi proyek jet tempur patungan tersebut untuk mencapai kesepakatan, karena Indonesia menginginkan pengurangan dari yang disanggupi untuk membayar ke pemerintah Korea Selatan.
Indonesia pada awalnya setuju untuk membayar 1,7 triliun won (USD1,46 miliar), yang merupakan sekitar 20 persen dari total anggaran proyek 8 triliun won. Tetapi sejauh ini, Indonesia baru membayar sekitar 220 miliar won. Indonesia berhenti membayar pada akhir 2017 karena kondisi keuangan negara yang memburuk. (Baca: Jet Tempur Proyek Korsel-Indonesia Dipasok Mesin GE Aviation )
Pembayaran oleh Indonesia seharusnya selesai pada tahun 2026, dan tunggakan yang semestinya dibayar sekitar 500 miliar won.
Menurut pejabat KAI, seperti dikutip Korea Times, pihak Indonesia ingin menurunkan kontribusinya dari 20 persen yang dijanjikan menjadi 15 persen. Usulan tersebut dilontarkan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo saat bertemu dengan Presiden Moon Jae-in saat berkunjung ke Korea pada September 2018, menurut pejabat tersebut.
Tahun lalu, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengatakan negara sedang mempertimbangkan untuk menawarkan pesawat CN-235 dari perusahaan pembuat pesawat negara PT Dirgantara Indonesia sebagai bagian dari kontribusinya, bukan uang tunai. (Baca juga: Jet Tempur KF-X/IF-X Korsel-Indonesia Mirip Jet Siluman F-35 AS )
Pejabat industri pesawat Korea Selatan mengatakan Indonesia ingin pemerintah Korea Selatan mentransfer lebih banyak teknologi untuk pengembangan jet tempur ke Indonesia—permintaan yang oleh Korea tidak dapat memutuskan sendiri karena beberapa teknologi tersebut terkait dengan Amerika Serikat.
Sementara itu, pengembangan pesawat tempur oleh KAI berjalan lancar, di mana pabrikan itu akan meluncurkan prototipe pada paruh pertama tahun 2021. Awal bulan ini, KAI mulai merakit prototipe dari apa yang akan menjadi jet tempur yang dikembangkan secara lokal pertama di negara itu.
Lihat Juga: Tetangga Indonesia Operasikan 72 Jet Tempur Siluman F-35 Siap Tempur, Makin Digdaya di Indo-Pasifik
(min)