Iran Tuduh UEA Memicu Perang setelah Berdamai dengan Israel

Kamis, 01 Oktober 2020 - 13:34 WIB
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri), Presiden AS Donald Trump (tengah) dan Menteri Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Abdullah bin Zayed menunjukkan perjanjian damai Israel, UEA, dan Bahrain. Foto/REUTERS/Tom Brenner
TEHERAN - Republik Islam Iran menuduh Uni Emirat Arab (UEA) telah memicu perang, dengan mengklaim Abu Dhabi menjadi bagian dari krisis di Asia Barat setelah menandatangani kesepakatan damai dengan Israel.

" Normalisasi hubungan UEA dengan Israel berubah menjadi krisis di Asia Barat," kata Kementerian Luar Negeri Irana dalam sebuah pernyataan hari Rabu.

"UEA mencampuri secara destruktif dalam urusan negara-negara di kawasan dan mengambil bagian langsung dan efektif dalam menghasut perang," lanjut kementerian tersebut seperti dikutip Middle East Monitor, Kamis (1/10/2020). (Baca: Israel Ketakutan Jika AS Benar-benar Jual Jet Tempur F-35 ke UEA )



Menteri Luar Negeri UEA Abdullah Bin Zayed Al-Nahyan menegaskan di Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa negaranya tidak akan pernah menyerah menuntut Iran untuk mengembalikan pulau-pulau UEA. Diplomat tersebut juag menyerukan Teheran untuk menghormati prinsip-prinsip lingkungan.

Al-Nahyan mengungkapkan bahwa kesepakatan damai antara negaranya dan Israel telah membuka cakrawala baru di kawasan Timur Tengah.

"Dengan penandatanganan perjanjian perdamaian bersejarah dengan Israel, didukung oleh upaya Amerika, negara saya dapat membekukan keputusan aneksasi (wilayah Palestina oleh Israel) dan membuka prospek luas untuk mencapai perdamaian yang komprehensif di kawasan itu," kata Al-Nahyan dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada hari Selasa. (Baca juga: Palestina Tangkapi Pendukung Eks Menteri yang Dituduh Terlibat Normalisasi Israel-UEA )

“Kami berharap kesepakatan damai ini akan memberikan kesempatan bagi Palestina dan Israel untuk kembali terlibat dalam negosiasi untuk mencapai perdamaian,” imbuh dia.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More