Trump Setop Dana WHO, Sekjen PBB: Waktunya Tidak Tepat
Rabu, 15 April 2020 - 14:14 WIB
NEW YORK - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres, menyesali keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik dana bantuan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Guterres mengatakan waktunya tidak tepat untuk langkah seperti itu di tengah pandemi virus Corona.
"Bukan saatnya untuk mengurangi sumber daya bagi Organisasi Kesehatan Dunia atau organisasi kemanusiaan lainnya dalam memerangi virus," kata Guterres dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari The Hill, Rabu (15/4/2020).
WHO sendiri adalah bagian dari PBB.
"Sekarang adalah waktu untuk persatuan dan komunitas internasional untuk bekerja bersama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan," tambah Sekjen PBB.
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa AS akan menghentikan pendanaan untuk WHO dan melakukan tinjauan 60 hingga 90 hari untuk menilai peran Organisasi Kesehatan Dunia dalam salah urus dan menutupi penyebaran virus Corona.
Trump juga mengutuk WHO atas pujiannya kepada China terhadap penanganan virus Corona, meskipun Trump sendiri juga berbicara positif tentang China pada saat itu.
Sejumlah pihak telah memperingatkan Trump terhadap keputusannya. Salah satunya adalah American Medical Association (AMA) yang menyebut langkah berbahaya itu menuju ke arah yang salah.
"Memerangi pandemi global membutuhkan kerja sama internasional dan ketergantungan pada sains dan data. Memotong dana ke WHO - daripada berfokus pada solusi - adalah langkah berbahaya pada saat genting bagi dunia," kata AMA dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah anggota parlemen dari Partai Demokrat juga mengkritik pengumuman itu.
"Gedung Putih tahu bahwa itu salah menangani krisis ini sejak awal, mengabaikan banyak peringatan dan menyia-nyiakan waktu yang berharga, menolak ilmu kedokteran, membandingkan COVID-19 dengan flu biasa, dan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja,'" ujar Senator Patrick Leahy, politisi senior Partai Demokrat di Komite Alokasi Senat.
"Tidak ingin bertanggung jawab karena kematian terus meningkat, dia menyalahkan orang lain," imbuhnya.
"Dia ingin ini tentang negara lain sehingga dia tidak perlu menjelaskan mengapa Korea Selatan dan AS terkena kasus pertama mereka pada waktu yang sama, tetapi Korea Selatan mencegah kematian massal," Senator Brian Schatz menambahkan.
"Bukan saatnya untuk mengurangi sumber daya bagi Organisasi Kesehatan Dunia atau organisasi kemanusiaan lainnya dalam memerangi virus," kata Guterres dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari The Hill, Rabu (15/4/2020).
WHO sendiri adalah bagian dari PBB.
"Sekarang adalah waktu untuk persatuan dan komunitas internasional untuk bekerja bersama dalam solidaritas untuk menghentikan virus ini dan konsekuensinya yang menghancurkan," tambah Sekjen PBB.
Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa AS akan menghentikan pendanaan untuk WHO dan melakukan tinjauan 60 hingga 90 hari untuk menilai peran Organisasi Kesehatan Dunia dalam salah urus dan menutupi penyebaran virus Corona.
Trump juga mengutuk WHO atas pujiannya kepada China terhadap penanganan virus Corona, meskipun Trump sendiri juga berbicara positif tentang China pada saat itu.
Sejumlah pihak telah memperingatkan Trump terhadap keputusannya. Salah satunya adalah American Medical Association (AMA) yang menyebut langkah berbahaya itu menuju ke arah yang salah.
"Memerangi pandemi global membutuhkan kerja sama internasional dan ketergantungan pada sains dan data. Memotong dana ke WHO - daripada berfokus pada solusi - adalah langkah berbahaya pada saat genting bagi dunia," kata AMA dalam sebuah pernyataan.
Sejumlah anggota parlemen dari Partai Demokrat juga mengkritik pengumuman itu.
"Gedung Putih tahu bahwa itu salah menangani krisis ini sejak awal, mengabaikan banyak peringatan dan menyia-nyiakan waktu yang berharga, menolak ilmu kedokteran, membandingkan COVID-19 dengan flu biasa, dan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja,'" ujar Senator Patrick Leahy, politisi senior Partai Demokrat di Komite Alokasi Senat.
"Tidak ingin bertanggung jawab karena kematian terus meningkat, dia menyalahkan orang lain," imbuhnya.
"Dia ingin ini tentang negara lain sehingga dia tidak perlu menjelaskan mengapa Korea Selatan dan AS terkena kasus pertama mereka pada waktu yang sama, tetapi Korea Selatan mencegah kematian massal," Senator Brian Schatz menambahkan.
(ber)
tulis komentar anda