Mossad Israel di Balik Dilarangnya Hizbullah di Jerman

Senin, 04 Mei 2020 - 15:27 WIB
Larangan itu berarti Hizbullah tidak diperbolehkan untuk menampilkan simbolnya, berpartisipasi dalam demonstrasi, membuat atau mendistribusikan media cetak, audio serta visual, dan asetnya akan disita serta dihanguskan.

Larangan itu juga telah mendorong polisi Jerman untuk menggerebek beberapa asosiasi masjid Syiah yang dianggap terkait dengan kelompok itu untuk mengumpulkan bukti potensi kegiatan kriminal.

Israel dan kelompok-kelompok Yahudi memuji larangan yang dikeluarkan Jerman. Sedangkan Iran dan Suriah, yang telah bersekutu dengan Hizbullah dalam perang melawan gerilyawan dan kelompok teroris di Republik Arab Suriah dalam beberapa tahun terakhir, mengecam keputusan itu.

Teheran menyebut langkah Jerman sebagai tindakan tidak hormat kepada pemerintah dan rakyat Lebanon, karena peran resmi Hizbullah dalam politik negara itu. Hizbullah memang telah berpartisipasi dalam semua pemerintahan koalisi di Lebanon selama hampir 15 tahun hingga sekarang.

Larangan oleh Berlin itu muncul atas persetujuan Bundestag (Parlemen Federal Jerman) atas resolusi tidak mengikat yang menyerukan agar kelompok itu dilarang akhir tahun lalu.

Hizbullah diciptakan selama pendudukan Israel di Lebanon pada 1980-an. Sejak itu, Lebanon dan Israel berperang berulang kali dan yang paling baru terjadi pada tahun 2006, ketika Israel melakukan invasi 34 hari ke Lebanon yang dihentikan oleh gencatan senjata PBB.

Dengan larangan itu, Jerman bergabung dengan mayoritas sekutu NATO-nya, meskipun Prancis terus secara formal menganggap hanya sayap militer Hizbullah sebagai entitas teroris. Negara-negara lain yang tetap menganggap kelompok itu sebagai organisasi sosial dan politik yang sah antara lain China, Kuba, Iran, Irak, Rusia, Suriah dan Venezuela.
(min)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More