Kalimat Terakhir Pilot Jeju Air: Mayday, ... Bird Strike, ... Go-around

Senin, 30 Desember 2024 - 21:05 WIB
Namun, para pejabat belum mengonfirmasi apakah pesawat itu benar-benar bertabrakan dengan burung.

Kepala manajemen Jeju Air mengatakan bahwa kecelakaan itu bukan karena "masalah pemeliharaan", Yonhap melaporkan.

Departemen transportasi Korea Selatan mengatakan bahwa kepala pilot dalam penerbangan tersebut telah memegang jabatan tersebut sejak 2019 dan memiliki lebih dari 6.800 jam pengalaman terbang.

Geoffrey Thomas, seorang pakar penerbangan dan editor Airline News, mengatakan kepada BBC bahwa Korea Selatan dan maskapai penerbangannya dianggap sebagai "praktik terbaik industri" dan bahwa pesawat dan maskapai penerbangan tersebut memiliki "catatan keselamatan yang sangat baik".

Thomas secara terpisah mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa ia skeptis bahwa tabrakan burung saja dapat menyebabkan kecelakaan tersebut.

"Serangan burung bukanlah hal yang tidak biasa. Masalah dengan kolong pesawat bukanlah hal yang tidak biasa. Serangan burung jauh lebih sering terjadi, tetapi biasanya tidak menyebabkan hilangnya pesawat itu sendiri," katanya.



3. Duka Setelah Liburan

Pesawat itu membawa 175 penumpang dan enam awak. Dua penumpang adalah warga Thailand dan sisanya diyakini warga Korea Selatan, kata pihak berwenang. Banyak yang diperkirakan baru saja kembali dari liburan Natal di Thailand.

Jumlah korban tewas resmi mencapai 179 - menjadikannya kecelakaan pesawat paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan.

Para pejabat telah mengumpulkan sampel air liur dari anggota keluarga yang berkumpul di Bandara Muan untuk membantu mengidentifikasi jenazah korban. Korban lainnya telah diidentifikasi melalui sidik jari mereka.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More