Pemilu AS 2024 Mengubah Makna Demokrasi, Berikut 5 Faktanya

Senin, 30 Desember 2024 - 22:55 WIB
Sementara para pemilih bergulat dengan tingginya biaya hidup di AS, indikator makro seperti penciptaan lapangan kerja dan pertumbuhan pendapatan secara umum menunjukkan pemulihan pasca-COVID yang relatif kuat. Perbedaan antara pengalaman dan persepsi individu dan tren yang lebih besar tersebut akan menginformasikan tahun-tahun politik mendatang, kata Victor.

“Perbedaan antara apa yang indikator makro katakan kepada kita dan apa persepsi orang terhadap ekonomi, benar-benar menjadi salah satu cerita besar tahun ini,” kata Victor.

“Narasi yang khususnya Trump sampaikan di sana tentang AS yang berada dalam kondisi yang sangat buruk adalah narasi yang tampaknya diterima oleh banyak orang, meskipun tidak sesuai dengan beberapa indikator reguler yang akan kita gunakan untuk mengevaluasinya,” tambahnya.



4. Isu Gaza Tetap Jadi Daya Jual

Partai Demokrat telah menghadapi perhitungan atas dukungan tanpa syarat pemerintahan Biden untuk Israel di tengah perang di Gaza. Hal ini menjadi sangat jelas ketika ratusan ribu pemilih memberikan suara "tanpa komitmen" sebagai protes terhadap kebijakan Biden selama musim pemilihan pendahuluan.

Yang pasti, pemilih Arab dan Muslim termasuk di antara beberapa demografi yang menjauh dari kandidat presiden Demokrat tahun ini jika dibandingkan dengan tahun 2020. Yang paling mencolok, di kota Dearborn, Michigan, kota dengan mayoritas Arab terbesar di AS, Harris hanya memenangkan 36 persen suara, turun dari 69 persen yang dimenangkan Biden pada tahun 2020.

Jajak pendapat telah berulang kali menunjukkan bahwa mayoritas Demokrat mendukung persyaratan bantuan untuk Israel, tetapi Harris mengikuti kebijakan Biden ketika dia memasuki perlombaan.

James Zogby, direktur Arab American Institute, memperingatkan agar tidak meremehkan seberapa besar dampak keputusan itu. Itu mungkin merupakan faktor yang berkontribusi terhadap dukungan yang lebih rendah dari yang diharapkan yang dilihat Harris dari kaum muda, katanya, di antara kelompok-kelompok lain.

“Tidak diragukan lagi bahwa itu berdampak. “Kita melihatnya di jajak pendapat, dan kita melihatnya di jumlah pemilih,” kata Zogby kepada Al Jazeera. “Apa yang kita lihat adalah ada kelompok-kelompok yang terdampak oleh perang ini, oleh kegagalan pemerintahan Biden untuk bertindak tegas dalam menangani krisis kemanusiaan dan genosida yang sedang berlangsung.”

“Dampak bersihnya adalah hilangnya suara di antara beberapa kelompok komponen: orang Arab, tentu saja, tetapi juga kaum muda dan pemilih kulit hitam dan Asia,” katanya.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More