Suriah Amankan 25,8 Ton Emas setelah Rezim Bashar al-Assad Runtuh
Selasa, 17 Desember 2024 - 14:28 WIB
Perwakilan media untuk pemerintahan baru Suriah dan Bank Sentral Suriah tidak menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar mengenai besarnya cadangan Bank Sentral.
Suriah berhenti berbagi informasi keuangan dengan IMF, Bank Dunia, dan organisasi internasional lainnya segera setelah rezim Assad menghentikan protes pro-demokrasi pada tahun 2011 dalam tindakan keras yang berujung pada perang saudara.
Pemerintah baru Suriah, yang dipimpin oleh mantan pemberontak, masih memeriksa aset negara tersebut setelah Assad melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember.
Menurut laporan Reuters, Selasa (17/12/2024), para penjarah sempat mengakses beberapa bagian Bank Sentral, membawa serta pound Suriah, tetapi tidak berhasil membobol brankas utama.
Para pejabat mengatakan sebagian dari apa yang dijarah kemudian dikembalikan oleh penguasa baru Suriah.
Brankas utama Bank Sentral Suriah dirancang antibom dan memerlukan tiga kunci, masing-masing dipegang oleh orang yang berbeda, dan butuh kode kombinasi untuk membukanya.
Brankas itu diperiksa oleh anggota pemerintahan baru Suriah minggu lalu, kata dua sumber, beberapa hari setelah pemberontak menguasai Ibu Kota Suriah, Damaskus, dalam serangan kilat yang mengakhiri kekuasaan keluarga Assad selama lebih dari 50 tahun.
Dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), bekas afiliasi al-Qaeda yang telah lama memungkiri hubungan tersebut, pemerintahan baru itu dengan cepat membentuk pemerintahan dan mengonsolidasikan kendali atas lembaga-lembaga negara.
Markas besar Bank Sentral, sebuah gedung putih besar di pusat Damaskus, dibuka kembali sepenuhnya pada hari Minggu, hari pertama minggu kerja di Suriah.
Gedung itu penuh dengan karyawan serta orang-orang yang ingin mengakses dolar, sementara yang lain membawa karung-karung penuh pound Suriah.
Suriah berhenti berbagi informasi keuangan dengan IMF, Bank Dunia, dan organisasi internasional lainnya segera setelah rezim Assad menghentikan protes pro-demokrasi pada tahun 2011 dalam tindakan keras yang berujung pada perang saudara.
Pemerintah baru Suriah, yang dipimpin oleh mantan pemberontak, masih memeriksa aset negara tersebut setelah Assad melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember.
Menurut laporan Reuters, Selasa (17/12/2024), para penjarah sempat mengakses beberapa bagian Bank Sentral, membawa serta pound Suriah, tetapi tidak berhasil membobol brankas utama.
Para pejabat mengatakan sebagian dari apa yang dijarah kemudian dikembalikan oleh penguasa baru Suriah.
Brankas utama Bank Sentral Suriah dirancang antibom dan memerlukan tiga kunci, masing-masing dipegang oleh orang yang berbeda, dan butuh kode kombinasi untuk membukanya.
Brankas itu diperiksa oleh anggota pemerintahan baru Suriah minggu lalu, kata dua sumber, beberapa hari setelah pemberontak menguasai Ibu Kota Suriah, Damaskus, dalam serangan kilat yang mengakhiri kekuasaan keluarga Assad selama lebih dari 50 tahun.
Dipimpin oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS), bekas afiliasi al-Qaeda yang telah lama memungkiri hubungan tersebut, pemerintahan baru itu dengan cepat membentuk pemerintahan dan mengonsolidasikan kendali atas lembaga-lembaga negara.
Markas besar Bank Sentral, sebuah gedung putih besar di pusat Damaskus, dibuka kembali sepenuhnya pada hari Minggu, hari pertama minggu kerja di Suriah.
Gedung itu penuh dengan karyawan serta orang-orang yang ingin mengakses dolar, sementara yang lain membawa karung-karung penuh pound Suriah.
Lihat Juga :
tulis komentar anda