Ini Analisis Nasib Timur Tengah Jika Pemberontak Suriah Gulingkan Rezim Assad

Minggu, 08 Desember 2024 - 07:42 WIB
Dalam pertemuan puncak tahunan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) akhir pekan lalu, para pemimpin Teluk Arab menyerukan pelestarian integritas teritorial Suriah, menyatakan penghormatan terhadap kedaulatannya, dan menolak campur tangan regional dalam urusan internalnya.

Sebaliknya, pernyataan setelah pertemuan puncak GCC 2011 menyerukan Assad untuk “segera menghentikan mesin pembunuh, mengakhiri pertumpahan darah, dan membebaskan tahanan.”

“Kita mungkin melihat bahwa banyak dari negara-negara ini ingin memanfaatkan situasi untuk meningkatkan posisi mereka sendiri di dalam Suriah, khususnya dengan Iran, tetapi itu mengharuskan Assad dilemahkan tetapi tetap bertahan—posisi yang sangat berbeda dari apa yang mereka miliki sebelumnya ketika mereka mengerahkan segalanya untuk menyingkirkannya sepenuhnya,” kata Parsi.

Iran telah menggunakan Suriah untuk memperluas pengaruh regionalnya melalui kelompok-kelompok proksi yang ditempatkan di negara tersebut. Republik Islam tersebut, bersama dengan proksinya yang paling tangguh, Hizbullah, telah terbukti berperan penting dalam mempertahankan kekuasaan Assad, dengan membantu pasukan pemerintah Suriah mendapatkan kembali wilayah yang hilang, sambil mengirimkan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) sendiri untuk memberi nasihat kepada militer Assad.

Setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangannya ke Israel pada bulan Oktober tahun lalu, Hizbullah mulai saling tembak dengan Israel, yang memicu serangan balasan Israel yang mengakibatkan terbunuhnya petinggi kelompok tersebut dan melemahkan kemampuannya secara signifikan.

Akibatnya, Hizbullah menarik pasukannya keluar dari Suriah untuk fokus pada perangnya dengan Israel, yang membuat Assad terekspos, kata para pakar.

Di Suriah, Israel secara konsisten menargetkan personel Iran dan rute pasokan yang digunakan untuk mentransfer senjata ke proksinya.

Jatuhnya Aleppo dan kemungkinan kota-kota lain yang berbatasan dengan Lebanon dapat semakin mengganggu rute tersebut, yang menempatkan Iran dalam posisi yang sulit.

Minggu lalu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan kepada outlet berita Qatar; Al Araby Al Jadeed, bahwa Teheran akan mempertimbangkan untuk mengirim pasukan ke Suriah jika diminta oleh rezim Assad.

Namun, meningkatkan perang di Suriah dapat merusak upaya Iran untuk mengejar diplomasi dengan negara-negara Barat dan Arab.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More