Ini Analisis Nasib Timur Tengah Jika Pemberontak Suriah Gulingkan Rezim Assad
Minggu, 08 Desember 2024 - 07:42 WIB
DAMASKUS - Rezim pemerintah Presiden Bashar al-Assad sedang di ambang tumbang setelah kelompok pemberontak Suriah bangkit dan merebut beberapa kota terbesar di negara itu dalam waktu yang cepat. Apa yang terjadi jika rezim Assad jatuh dan bagaimana wajah baru krisis Timur Tengah?
Seismik adalah kata yang terlalu sering digunakan. Tidak demikian halnya jika dikaitkan dengan peristiwa yang sedang berlangsung di Suriah, negara yang berada di antara garis patahan Timur Tengah.
Runtuhnya rezim Assad, jika benar-benar terjadi, akan menjadi peristiwa paling signifikan dalam pergolakan yang terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel tahun lalu.
Ini akan menjadi akhir dari pemerintahan dinasti yang telah berlangsung sejak keluarga Assad di bawah pimpinan Hafez Assad merebut kekuasaan pada awal 1970-an. Juga akan menjadi akhir dari perang saudara yang menghancurkan sejak 2011.
Keluarga Assad telah mempertahankan cengkeraman mereka di Suriah—yang menurut narasi media-medi Barat—dengan sinisme yang kejam. Rezim Assad dituduh telah menggunakan pembantaian dan penyiksaan, senjata kimia dan bom barel, untuk mengamankan kekuasaan mereka selama hampir lima dekade.
Namun, mereka juga dengan cerdik memanfaatkan posisi penting negara mereka untuk mendapatkan dukungan dari sekutu yang bersedia.
Iran telah mendukung rezim tersebut sebagai imbalan atas bantuan yang mendukung poros perlawanan Teheran di Timur Tengah. Suriah telah digunakan sebagai pangkalan bagi pasukan Iran dan jalur pasokan senjata ke Hizbullah.
Presiden Bashar al Assad telah memberi Moskow pelabuhan laut Mediterania dan pangkalan udara di dekatnya sebagai imbalan atas dukungan militer Rusia terhadap musuh-musuhnya.
Seismik adalah kata yang terlalu sering digunakan. Tidak demikian halnya jika dikaitkan dengan peristiwa yang sedang berlangsung di Suriah, negara yang berada di antara garis patahan Timur Tengah.
Runtuhnya rezim Assad, jika benar-benar terjadi, akan menjadi peristiwa paling signifikan dalam pergolakan yang terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel tahun lalu.
Ini akan menjadi akhir dari pemerintahan dinasti yang telah berlangsung sejak keluarga Assad di bawah pimpinan Hafez Assad merebut kekuasaan pada awal 1970-an. Juga akan menjadi akhir dari perang saudara yang menghancurkan sejak 2011.
Baca Juga
Keluarga Assad telah mempertahankan cengkeraman mereka di Suriah—yang menurut narasi media-medi Barat—dengan sinisme yang kejam. Rezim Assad dituduh telah menggunakan pembantaian dan penyiksaan, senjata kimia dan bom barel, untuk mengamankan kekuasaan mereka selama hampir lima dekade.
Namun, mereka juga dengan cerdik memanfaatkan posisi penting negara mereka untuk mendapatkan dukungan dari sekutu yang bersedia.
Iran telah mendukung rezim tersebut sebagai imbalan atas bantuan yang mendukung poros perlawanan Teheran di Timur Tengah. Suriah telah digunakan sebagai pangkalan bagi pasukan Iran dan jalur pasokan senjata ke Hizbullah.
Presiden Bashar al Assad telah memberi Moskow pelabuhan laut Mediterania dan pangkalan udara di dekatnya sebagai imbalan atas dukungan militer Rusia terhadap musuh-musuhnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda