Pemberontak Suriah Sudah Tembus Pinggiran Ibu Kota, Presiden Assad Sangkal Kabur
Minggu, 08 Desember 2024 - 05:37 WIB
Dalam laporan yang bersumber anonim pada hari Jumat, The Telegraph mengeklaim bahwa keluarga Assad telah melarikan diri ke Rusia, dan bahwa tidak jelas apakah presiden sendiri akan tetap berada di Suriah.
Beberapa media Barat mengeklaim bahwa Mesir dan Yordania mendesak Assad untuk meninggalkan negara itu dan mendirikan pemerintahan di pengasingan.
Dipimpin oleh mantan komandan al-Qaeda dan sebelumnya dikenal sebagai Jabhat al-Nusra, HTS adalah salah satu dari banyak faksi “jihad” yang menentang pemerintahan Assad selama Perang Saudara Suriah.
Rusia melakukan intervensi dalam konflik tersebut pada tahun 2015, membantu Assad merebut kembali sebagian besar negara itu dari Jabhat al-Nusra, Islamic State (IS, sebelumnya ISIS), dan puluhan kelompok “jihad” bersenjata yang didukung Amerika Serikat yang disebut Washington sebagai "pemberontak moderat”.
AS secara langsung melakukan intervensi terhadap ISIS, tetapi mempersenjatai dan mendanai pasukan anti-Assad lainnya selama konflik yang berlangsung selama satu dekade.
Assad telah bersumpah akan melenyapkan para “jihadis” yang saat ini mengamuk di Suriah tengah, dan akan menghukum sponsor dan pendukung mereka.
Pesawat tempur Rusia dan Suriah telah melakukan serangan udara yang hampir konstan terhadap posisi HTS sejak serangan pemberontak dimulai minggu lalu, dilaporkan menewaskan puluhan militan di utara Homs pada hari Sabtu, menurut Syria Arab News Agency (SANA), yang mengeklaim bahwa 2.500 “jihadis” telah terbunuh sejak awal Desember.
Beberapa media Barat mengeklaim bahwa Mesir dan Yordania mendesak Assad untuk meninggalkan negara itu dan mendirikan pemerintahan di pengasingan.
Dipimpin oleh mantan komandan al-Qaeda dan sebelumnya dikenal sebagai Jabhat al-Nusra, HTS adalah salah satu dari banyak faksi “jihad” yang menentang pemerintahan Assad selama Perang Saudara Suriah.
Rusia melakukan intervensi dalam konflik tersebut pada tahun 2015, membantu Assad merebut kembali sebagian besar negara itu dari Jabhat al-Nusra, Islamic State (IS, sebelumnya ISIS), dan puluhan kelompok “jihad” bersenjata yang didukung Amerika Serikat yang disebut Washington sebagai "pemberontak moderat”.
AS secara langsung melakukan intervensi terhadap ISIS, tetapi mempersenjatai dan mendanai pasukan anti-Assad lainnya selama konflik yang berlangsung selama satu dekade.
Assad telah bersumpah akan melenyapkan para “jihadis” yang saat ini mengamuk di Suriah tengah, dan akan menghukum sponsor dan pendukung mereka.
Pesawat tempur Rusia dan Suriah telah melakukan serangan udara yang hampir konstan terhadap posisi HTS sejak serangan pemberontak dimulai minggu lalu, dilaporkan menewaskan puluhan militan di utara Homs pada hari Sabtu, menurut Syria Arab News Agency (SANA), yang mengeklaim bahwa 2.500 “jihadis” telah terbunuh sejak awal Desember.
(mas)
Lihat Juga :
tulis komentar anda