7 Fakta UNRWA, Penyedia Bantuan Pengungsi Palestina yang Dilarang Israel Beroperasi
Jum'at, 01 November 2024 - 15:57 WIB
Sekitar 70 tahun terakhir, Al Jazeera melaporkan ada sekitar enam juta warga Palestina yang mengandalkan dukungan UNRWA.
Hal ini termasuk 545.000 anak yang terdaftar di sekolah-sekolah UNRWA (tahun ajaran 2021-2022), bantuan Program Jaring Pengaman Sosial mencapai 398.044 penerima hingga 1,7 juta penerima bantuan kemanusiaan.
Selain bantuan untuk bertahan hidup, UNRWA juga berupaya menyediakan kesempatan kerja bagi para pengungsi di Palestina. Contohnya seperti melalui pelatihan perempuan dalam kerajinan tradisional, menjahit, merajut, dan menyulam.
UNRWA secara langsung menjadi badan PBB yang menangani masalah pengungsi Palestina. Adapun pendanaannya didanai hampir seluruhnya oleh sumbangan sukarela dari negara anggota PBB.
UNRWA juga menerima sebagian dana itu dari Anggaran Reguler PBB yang disisihkan dari biaya staf internasional. Hal ini yang membuat layanannya terus berjalan dan membantu banyak warga Palestina.
Tak bisa dipungkiri, tempat operasi UNRWA adalah zona konflik yang tentunya berbahaya. Maka dari itu, para staf yang bertugas juga berpotensi mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Reuters melaporkan setidaknya ada 220 staf UNRWA yang terbunuh sejak dimulainya konflik. Catatan mengerikan ini menjadikannya konflik paling mematikan yang pernah terjadi bagi karyawan PBB.
Hal ini termasuk 545.000 anak yang terdaftar di sekolah-sekolah UNRWA (tahun ajaran 2021-2022), bantuan Program Jaring Pengaman Sosial mencapai 398.044 penerima hingga 1,7 juta penerima bantuan kemanusiaan.
Selain bantuan untuk bertahan hidup, UNRWA juga berupaya menyediakan kesempatan kerja bagi para pengungsi di Palestina. Contohnya seperti melalui pelatihan perempuan dalam kerajinan tradisional, menjahit, merajut, dan menyulam.
5. Didanai Sumbangan Sukarela
UNRWA secara langsung menjadi badan PBB yang menangani masalah pengungsi Palestina. Adapun pendanaannya didanai hampir seluruhnya oleh sumbangan sukarela dari negara anggota PBB.
UNRWA juga menerima sebagian dana itu dari Anggaran Reguler PBB yang disisihkan dari biaya staf internasional. Hal ini yang membuat layanannya terus berjalan dan membantu banyak warga Palestina.
6. Stafnya Ikut Menjadi Korban
Tak bisa dipungkiri, tempat operasi UNRWA adalah zona konflik yang tentunya berbahaya. Maka dari itu, para staf yang bertugas juga berpotensi mengalami hal-hal yang tidak diinginkan.
Reuters melaporkan setidaknya ada 220 staf UNRWA yang terbunuh sejak dimulainya konflik. Catatan mengerikan ini menjadikannya konflik paling mematikan yang pernah terjadi bagi karyawan PBB.
7. Sering Diancam Israel
Lihat Juga :
tulis komentar anda