Meski Para Pemimpinnya Dibunuh, Mengapa Hizbullah dan Hamas Terus Eksis?
Kamis, 24 Oktober 2024 - 13:20 WIB
Pasukan Israel telah berulang kali terjebak dalam penyergapan, dan Netanyahu berada di bawah tekanan untuk menyatakan kekalahan, sebuah langkah yang tidak dapat ia lakukan. Kemartiran tokoh-tokoh seperti Sinwar memicu perlawanan, dan banyak orang lain siap untuk menggantikannya.
"Jadi rezim telah mengalihkan fokus ke Lebanon tetapi sejarah menunjukkan hal ini mungkin bukan pertanda baik bagi Israel," kata Bahrani.
Hizbullah terus menyerang target-target Israel, dan Iron Dome telah berjuang untuk menangkis serangan-serangan ini.
"Kekuatan organisasi, perencanaan, dan ketahanan Hizbullah dalam menghadapi kehilangan kepemimpinan hanya memperdalam tekadnya. Kemartiran Nasrallah, seperti halnya para martir Hizbullah sebelumnya, tidak melemahkan kelompok tersebut, tetapi justru menguatkan para pejuangnya," jelas Bahrani.
Sekretaris Jenderal pertama Hizbullah Lebanon, Sayyed Abbas al-Mousavi, tewas bersama istri dan anaknya, oleh pasukan rezim apartheid yang sama pada tahun 1992.
Peristiwa yang menyedihkan, tetapi Sayyed Nasrallah mengambil alih kendali dan akhirnya mengusir pendudukan pada tahun 2000. Darah Sayyed al-Mousavi adalah kekuatan pendorong di balik itu.
Setelah Sayyed Nasrallah mati syahid pada tanggal 27 September tahun ini, pendudukan Israel, para pendukung Baratnya, dan beberapa pendukung Arab regional mengutarakan (di ranah publik) gagasan bahwa Hizbullah sudah tamat.
Hizbullah jelas terluka oleh ledakan pager dan pembunuhan para pemimpinnya. Namun, apa yang terjadi di garis depan sekarang, dan apa yang telah terjadi di medan perang sejak saat itu?
"Jadi rezim telah mengalihkan fokus ke Lebanon tetapi sejarah menunjukkan hal ini mungkin bukan pertanda baik bagi Israel," kata Bahrani.
3. Kekuatan Organisasi Jadi Penentu
Kemartiran Sekretaris Jenderal Hizbullah, Seyyed Hassan Nasrallah, telah semakin memberdayakan pejuang perlawanan Lebanon, yang sekarang terlibat dengan pasukan Israel dengan ketepatan dan keganasan yang belum pernah terlihat sebelumnya.Hizbullah terus menyerang target-target Israel, dan Iron Dome telah berjuang untuk menangkis serangan-serangan ini.
"Kekuatan organisasi, perencanaan, dan ketahanan Hizbullah dalam menghadapi kehilangan kepemimpinan hanya memperdalam tekadnya. Kemartiran Nasrallah, seperti halnya para martir Hizbullah sebelumnya, tidak melemahkan kelompok tersebut, tetapi justru menguatkan para pejuangnya," jelas Bahrani.
Sekretaris Jenderal pertama Hizbullah Lebanon, Sayyed Abbas al-Mousavi, tewas bersama istri dan anaknya, oleh pasukan rezim apartheid yang sama pada tahun 1992.
Peristiwa yang menyedihkan, tetapi Sayyed Nasrallah mengambil alih kendali dan akhirnya mengusir pendudukan pada tahun 2000. Darah Sayyed al-Mousavi adalah kekuatan pendorong di balik itu.
Setelah Sayyed Nasrallah mati syahid pada tanggal 27 September tahun ini, pendudukan Israel, para pendukung Baratnya, dan beberapa pendukung Arab regional mengutarakan (di ranah publik) gagasan bahwa Hizbullah sudah tamat.
Hizbullah jelas terluka oleh ledakan pager dan pembunuhan para pemimpinnya. Namun, apa yang terjadi di garis depan sekarang, dan apa yang telah terjadi di medan perang sejak saat itu?
Lihat Juga :
tulis komentar anda