10 Tanda Mengkhawatirkan Meningkatnya Kemiskinan di China

Rabu, 16 Oktober 2024 - 09:42 WIB
Kesembilan, meningkatnya pengangguran. Sejak Xi Jinping mendorong produktivitas Kualitas Baru dan berfokus pada industri berteknologi tinggi, generasi berpendidikan tinggi yang ketinggalan dari ledakan ekonomi sebelumnya telah diabaikan.

Muncul istilah “Anak-anak yang belum tamat” —merujuk pada lulusan universitas yang tidak dapat menemukan pekerjaan, atau dipaksa bekerja dengan upah rendah atau menganggur dalam jangka panjang.

Tahun ini, China mencatat rekor 11,79 juta lulusan perguruan tinggi, sementara tingkat pengangguran pemuda perkotaan (usia 16-24) naik menjadi 17,1 persen di bulan Juli, tertinggi tahun ini. Angka tersebut tidak termasuk mahasiswa dan jutaan pemuda pedesaan yang menganggur.

Kesepuluh, membengkaknya utang. Pada tahun 2022, utang pemerintah pusat dan daerah China adalah 114 triliun Yuan, perusahaan nonkeuangan milik negara berutang 220 triliun Yuan, dan utang sistem keuangan adalah 56 triliun Yuan. Totalnya adalah 390 triliun Yuan—tiga kali lipat Pendapatan Domestik Bruto (PDB) China.

Pertumbuhan PDB China tidak dapat lagi mengimbangi defisit fiskal pemerintah. Meski terjadi kemerosotan ekonomi dan kemiskinan yang meluas, CCP terus berinvestasi besar-besaran dalam berbagai proyek untuk meningkatkan prestise nasional, seperti bantuan asing, proyek China Star Link, pembangunan Grand Canal, dan operasi Peace Arc.

Di saat rakyat China berjuang mati-matian, status internasional China tetap menjadi prioritas CCP. Song Guocheng secara blakblakan menyatakan bahwa Impian China yang diinisiasi Xi Jinping lebih menjurus terhadap kerajaan pribadinya ketimbang memperbaiki kehidupan masyarakat.

"Rakyat menderita, tetapi CCP malah menebar bunga,” tutup Song.
(mas)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More