Wanita China Ini Hilang Hampir 4 Tahun setelah Coret Poster Presiden Xi Jinping

Jum'at, 11 Oktober 2024 - 15:31 WIB
Dong Jianbiao, wanita China yang coret poster Presiden Xi Jinping, telah hilang misterius hampir 4 tahun. Foto/HKFP
BEIJING - Dong Yaoqiong (29), wanita China yang dikenal sebagai "gadis tinta" karena mencoret poster Presiden Xi Jinping di depan umum masih hilang setelah hampir empat tahun berlalu.

Pada Juli 2018, Dong Yaoqiong merekam dirinya sendiri sedang memercikkan tinta hitam pada poster Xi Jinping di depan gedung tinggi Shanghai saat melakukan live streaming di X.

"Saya menentang kediktatoran dan tirani Xi Jinping. Saya menentang pencucian otak dan penindasan Partai Komunis terhadap saya," katanya dalam siaran langsung tersebut.





Penduduk asli provinsi Hunan itu segera ditangkap, dan dirawat di bangsal psikiatris, pada tahun 2018 dan sekali lagi pada tahun 2020.

Kelompok advokasi Weiquanwan (Jaringan Perlindungan Hak Asasi Manusia) pada hari Minggu lalu merilis laporan dalam bahasa Mandarin yang mengatakan tidak ada berita sejak "pelembagaan" ketiga dan terakhirnya pada bulan Februari 2022—188 minggu yang lalu—dan tidak diketahui apakah dia masih hidup.

Penghilangan seperti itu biasa terjadi di China. Hal ini terutama berlaku bagi para pembangkang, yang sering ditahan tanpa proses hukum dan menghadapi persidangan rahasia serta penahanan tanpa batas waktu ketika mereka menantang Partai Komunis China.

Dong Yaoqiong pertama kali dibebaskan pada bulan November 2019 dan sempat tinggal bersama ibunya di kota Hunan, Taoshui. Chinese Human Rights Defenders yang berbasis di Washington DC mengutip ayahnya, seorang penambang bernama Dong Jianbiao yang membantah bahwa putrinya menderita penyakit mental, dengan mengatakan bahwa putrinya "tidak bersemangat" dan berat badannya bertambah.

Organisasi tersebut juga membagikan gambar yang diberikannya, yang dimaksudkan untuk menunjukkan resep Olanzapine untuk putrinya, obat yang digunakan untuk mengobati skizofrenia dan gangguan bipolar.

Dong Jianbiao akhirnya ditangkap. Pada tahun 2022, dia meninggal di penjara saat menjalani hukuman selama bertahun-tahun karena menentang penahanan putrinya.

Sementara otoritas penjara mengatakan dia meninggal karena diabetes, aktivis hak asasi manusia (HAM) Chen Siming, yang melarikan diri dari China pada tahun 2023, mengutip pernyataan kerabat yang mengatakan tubuhnya penuh dengan luka dan otoritas setempat telah memerintahkan tubuhnya untuk dikremasi lima hari kemudian.

Kelompok Rights Protection Network mengulangi tuduhan China bahwa ibu Dong Yaoqiong telah menyetujui penahanan putrinya dan menerima rumah baru dari otoritas setempat atas kerja samanya. Newsweek, dalam laporannya pada Jumat (11/10/2024) tidak dapat mengonfirmasi hal tersebut secara independen.

"Pemerintah China memiliki sejarah panjang dalam menyalahgunakan rumah sakit jiwa untuk memenjarakan para pembangkang dan aktivis, kata Direktur Asosiasi Human Rights Watch China Maya Wang kepada Newsweek.

"Yang memperparah masalah ini adalah kenyataan bahwa siapa pun di China dapat ditahan di fasilitas ini untuk jangka waktu yang tidak terbatas berdasarkan keberadaan atau sekadar tuduhan disabilitas psikososial oleh pihak berwenang, anggota keluarga, dan pemberi kerja," lanjut dia.

"Orang yang dimaksud memiliki sangat sedikit atau tidak memiliki hak untuk menentang penahanan paksa mereka."
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More