Langka, Sekutu China Kritik Tembakan Rudal Balistik Antarbenua Beijing ke Pasifik

Selasa, 08 Oktober 2024 - 13:43 WIB
Kiribati, sekutu China di Pasifik tidak senang dengan tindakan Beijing tembakkan rudal balistik antarbenua ke Samudra Pasifik. Foto/PLA/WeChat
TARAWA - Kiribati, negara sekutu China di Kepulauan Pasifik, telah mengeluarkan kritik langka terhadap Beijing atas uji tembak rudal balistik antarbenua (ICBM) ke Samudra Pasifik bulan lalu.

Pemerintah Kiribati mengatakan tidak menyambu baik tindakan Beijing tersebut, dengan menegaskan bahwa Pasifik bukanlah "kantong-kantong lautan yang terisolasi".

Kiribati, tetangga Hawaii di Samudra Pasifik dengan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) seluas 3,6 juta km persegi telah mengembangkan hubungan dekat dengan Beijing dalam beberapa tahun terakhir termasuk menjadi tuan rumah bagi polisi China.



China menguji tembak ICBM dengan hulu ledak tiruan pada 25 September, yang mendarat di Samudra Pasifik.



Menurut Beijing, manuver langka itu dimaksudkan untuk tes dan latihan. Namun, negara-negara Pasifik seperti Fiji, Australia, dan Selandia Baru telah menyatakan hal itu mengkhawatirkan.

Kiribati tidak menerima pemberitahuan dari China tentang peluncuran ICBM tersebut, menurut Kantor Presiden Kiribati dalam sebuah pernyataan di media sosial yang dilansir Reuters, Selasa (8/10/2024).

Pernyataan itu menambahkan, Kedutaan Besar China di Tarawa mengatakan tidak perlu memberi tahu Kiribati karena uji tembak ICBM tersebut tidak dimaksudkan untuk menargetkan negara mana pun di Pasifik.

"Kiribati tidak menyambut baik uji coba ICBM China baru-baru ini," lanjut pernyataan Kantor Presiden Kiribati.

Pernyataan itu juga mengkritik negara-negara lain yang tidak disebutkan namanya atas uji coba senjata sebelumnya.

"Laut lepas di Pasifik bukanlah kantong samudra yang terisolasi, mereka adalah bagian dari Benua Pasifik Biru kami dan merupakan bagian dari Kiribati dan oleh karena itu kami mengimbau semua negara yang terlibat dalam pengujian senjata untuk menghentikan tindakan ini demi menjaga perdamaian dan stabilitas dunia," paparnya.

Ke-18 anggota Forum Kepulauan Pasifik, meskipun kecil dalam hal ukuran daratan dan populasi, memiliki zona maritim gabungan yang luas yang mereka sebut sebagai Benua Pasifik Biru dan beberapa dekade lalu mendeklarasikan wilayah tersebut sebagai zona bebas nuklir.

Persaingan strategis antara China dan Amerika Serikat di wilayah tersebut telah meningkat setelah Beijing membuat pakta keamanan dengan Kepulauan Solomon pada tahun 2022.

China, yang berupaya membangun kembali lapangan terbang bekas Perang Dunia II milik AS di Kiribati, telah menjadi mitra pembangunan utama bagi negara atol tersebut sejak mengalihkan hubungan diplomatik dari Taiwan pada tahun 2019.

Kiribati akan mengadakan pemilihan presiden secara langsung bulan ini, di mana keempat kandidat berasal dari Partai Tobwaan Kiribati milik petahana Taneti Maamau.

Pemimpin oposisi Tessie Lambourne mengkritik kedekatan Maamau dengan China, dan tidak adanya kandidat oposisi untuk pemilihan presiden. Kiribati telah mengadakan pemilihan Parlemen pada bulan Agustus.
(mas)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More