Hizbullah Tembakkan Lebih dari 100 Roket ke Haifa Israel
loading...
A
A
A
BEIRUT - Militer Israel mengatakan lebih dari 100 roket ditembakkan ke Haifa dari Lebanon dalam dua rentetan serangan pada hari Selasa (8/10/2024).
Serangan ini yang terbesar yang pernah terjadi di kota itu sejak dimulainya perang Gaza.
Rentetan serangan pertama terdiri dari 85 roket, sedangkan yang kedua sekitar 20 roket.
Militer kolonial Israel mengatakan rincian serangan itu "sedang ditinjau" dan polisi setempat melaporkan dampaknya di beberapa lokasi. Tidak ada korban yang dilaporkan sejauh ini.
Sementara itu, militer Israel melancarkan sedikitnya dua serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada siang hari pada Selasa, yang hampir mengenai jembatan yang mengarah ke bandara Beirut.
Serangan itu terjadi beberapa menit setelah berakhirnya pidato yang direkam di televisi oleh Wakil Pemimpin Hizbullah Naim Qassem, di mana dia menegaskan kembali komitmen kelompoknya untuk melanjutkan perang melawan Israel.
Sementara itu, seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Selasa tentang wabah penyakit di Lebanon akibat kondisi yang penuh sesak di tempat penampungan pengungsian dan penutupan rumah sakit karena petugas medis telah melarikan diri dari serangan Israel.
"Kita menghadapi situasi di mana terdapat risiko wabah penyakit yang jauh lebih tinggi, seperti diare berair akut, hepatitis A, dan sejumlah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin," ujar Ian Clarke, wakil manajer insiden WHO untuk Lebanon, dalam jumpa pers di Jenewa melalui tautan video dari Beirut.
Serangan ini yang terbesar yang pernah terjadi di kota itu sejak dimulainya perang Gaza.
Rentetan serangan pertama terdiri dari 85 roket, sedangkan yang kedua sekitar 20 roket.
Militer kolonial Israel mengatakan rincian serangan itu "sedang ditinjau" dan polisi setempat melaporkan dampaknya di beberapa lokasi. Tidak ada korban yang dilaporkan sejauh ini.
Sementara itu, militer Israel melancarkan sedikitnya dua serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada siang hari pada Selasa, yang hampir mengenai jembatan yang mengarah ke bandara Beirut.
Serangan itu terjadi beberapa menit setelah berakhirnya pidato yang direkam di televisi oleh Wakil Pemimpin Hizbullah Naim Qassem, di mana dia menegaskan kembali komitmen kelompoknya untuk melanjutkan perang melawan Israel.
Sementara itu, seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pada Selasa tentang wabah penyakit di Lebanon akibat kondisi yang penuh sesak di tempat penampungan pengungsian dan penutupan rumah sakit karena petugas medis telah melarikan diri dari serangan Israel.
"Kita menghadapi situasi di mana terdapat risiko wabah penyakit yang jauh lebih tinggi, seperti diare berair akut, hepatitis A, dan sejumlah penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin," ujar Ian Clarke, wakil manajer insiden WHO untuk Lebanon, dalam jumpa pers di Jenewa melalui tautan video dari Beirut.
(sya)