Media Asing Soroti Nasib Jokowi: dari Pujian New Hope Menjadi Mulyono

Jum'at, 13 September 2024 - 11:39 WIB
Dedi Dinarto, analis utama Indonesia di firma penasihat kebijakan publik Global Counsel, mengatakan penggunaan nama lahir Jokowi oleh masyarakat Indonesia mencerminkan "semakin tidak puasnya" mereka terhadapnya.

"[Itu] sebuah langkah kembali ke pandangan yang lebih mendasar atau tanpa hiasan tentang identitasnya, yang menunjukkan adanya jarak dari citra baik yang telah dia bangun selama masa jabatannya,” kata Dedi.

Bulan lalu, protes nasional pecah terhadap upaya revisi Undang-Undang Pilkada, yang oleh banyak orang dipandang sebagai perebutan kekuasaan oleh Jokowi untuk memperkuat pengaruh politik keluarganya beberapa minggu sebelum dia meninggalkan jabatannya.



Revisi tersebut akan membuka jalan bagi putra bungsu presiden yang akan lengser, Kaesang Pangarep, untuk mencalonkan diri sebagai kepala daerah dan dapat memengaruhi hasil pemilihan gubernur Jakarta yang berpengaruh.

Faktanya, Parlemen membatalkan upaya revisi tersebut.

Tuduhan serupa dilontarkan terhadap Jokowi tahun lalu, setelah perubahan konstitusi pada menit-menit terakhir mengizinkan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, untuk mencalonkan diri sebagai wakil presiden.

Gibran akan menjabat bersama presiden terpilih Prabowo Subianto pada bulan Oktober.

Menurut Wilson, Jokowi telah membangun persepsi publik yang sebagian besar positif selama dua periode kekuasaannya, tetapi kini persepsi itu terpukul.

“Hal ini terjadi karena upayanya untuk campur tangan dalam proses demokrasi guna mengonsolidasikan kepentingan keluarganya yang bertentangan dengan pemahaman hukum dan moral banyak orang tentang bagaimana politik seharusnya dijalankan,” katanya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More