Filipina Sebut Pelaku Pemboman di Jolo 2 Wanita, Salah Satunya WNI
Selasa, 25 Agustus 2020 - 16:46 WIB
MANILA - Komandan militer Filipina mengatakan pelaku pemboman di Jolo adalah dua orang wanita, salah satunya adalah warga negara Indonesia (WNI) . Hal itu diumumkan ketika pemerintah di daerah itu ditempatkan dalam "siaga tinggi".
Sedikitnya 14 orang, termasuk tentara dan warga sipil, tewas dalam serangan di Ibu Kota Sulu. Serangan tersebut juga melukai 75 orang lainnya dalam serangan di salah satu provinsi paling selatan negara itu yang dikenal sebagai benteng pertahanan kelompok bersenjata Abu Sayyaf . (Baca: Bom Kembar Guncang Filipina, 10 Tewas Termasuk 5 Tentara )
Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, panglima militer Filipina, mengatakan kepada berita digital ABS-CBN bahwa salah satu penyerang mungkin adalah istri warga negara Indonesia yang menjadi pelaku bom bunuh diri di luar kamp militer di kota Indanan, juga di Sulu, pada 2019 lalu seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (25/8/2020).
Sulu adalah salah satu rangkaian pulau yang mayoritas penduduknya Muslim di barat daya negara mayoritas Katolik Roma.
Sobejana mengatakan penyidik telah mengumpulkan jenazah para tersangka untuk tes forensik,untuk mengetahui siapa warga negara Indonesia, dan siapa yang melakukan penyerangan.
Ada juga laporan bahwa salah satu penyerangnya adalah putri pasangan Indonesia yang berada di balik pemboman bunuh diri di gereja Katolik di Jolo pada Januari 2019 - sebuah insiden yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Dua insiden yang terjadi pada Senin kemarin, tidak jauh dari gereja, adalah salah satu dari setidaknya enam bom bunuh diri dalam tiga tahun terakhir, sebuah modus serangan yang sebelumnya jarang terjadi di Filipina.
Laporan awal mengatakan sebuah sepeda motor yang dipasang dengan bahan peledak rakitan digunakan untuk pengeboman pertama, tetapi sekarang tampaknya seorang pembom wanita juga terlibat.
Ketika pihak berwenang menutup lokasi ledakan pertama, diperkirakan seorang wanita kedua meledakkan dirinya yang menyebabkan lebih banyak kematian dan kerusakan.
Sedikitnya 14 orang, termasuk tentara dan warga sipil, tewas dalam serangan di Ibu Kota Sulu. Serangan tersebut juga melukai 75 orang lainnya dalam serangan di salah satu provinsi paling selatan negara itu yang dikenal sebagai benteng pertahanan kelompok bersenjata Abu Sayyaf . (Baca: Bom Kembar Guncang Filipina, 10 Tewas Termasuk 5 Tentara )
Letnan Jenderal Cirilito Sobejana, panglima militer Filipina, mengatakan kepada berita digital ABS-CBN bahwa salah satu penyerang mungkin adalah istri warga negara Indonesia yang menjadi pelaku bom bunuh diri di luar kamp militer di kota Indanan, juga di Sulu, pada 2019 lalu seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (25/8/2020).
Sulu adalah salah satu rangkaian pulau yang mayoritas penduduknya Muslim di barat daya negara mayoritas Katolik Roma.
Sobejana mengatakan penyidik telah mengumpulkan jenazah para tersangka untuk tes forensik,untuk mengetahui siapa warga negara Indonesia, dan siapa yang melakukan penyerangan.
Ada juga laporan bahwa salah satu penyerangnya adalah putri pasangan Indonesia yang berada di balik pemboman bunuh diri di gereja Katolik di Jolo pada Januari 2019 - sebuah insiden yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Dua insiden yang terjadi pada Senin kemarin, tidak jauh dari gereja, adalah salah satu dari setidaknya enam bom bunuh diri dalam tiga tahun terakhir, sebuah modus serangan yang sebelumnya jarang terjadi di Filipina.
Laporan awal mengatakan sebuah sepeda motor yang dipasang dengan bahan peledak rakitan digunakan untuk pengeboman pertama, tetapi sekarang tampaknya seorang pembom wanita juga terlibat.
Ketika pihak berwenang menutup lokasi ledakan pertama, diperkirakan seorang wanita kedua meledakkan dirinya yang menyebabkan lebih banyak kematian dan kerusakan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda