Filipina Sebut Pelaku Pemboman di Jolo 2 Wanita, Salah Satunya WNI
Selasa, 25 Agustus 2020 - 16:46 WIB
Tidak ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab langsung atas serangan itu.
Sobejana juga mengatakan, dua wanita pelaku bom bunuh diri tersebut kemungkinan adalah tersangka yang sama yang sedang dilacak oleh empat perwira intelijen militer. Keempat petugas tersebut tewas dalam konfrontasi dengan petugas polisi Jolo pada bulan Juni.
Dalam sidang Senat di Manila pada hari Senin, tak lama sebelum serangan di Jolo, Mayor Jenderal Corleto Vinluan, seorang komandan militer di Mindanao, juga mengatakan "mungkin" petugas polisi yang terlibat dalam penembakan terhadap perwira militer tersebut terkait dengan anggota Abu Sayyaf.
"Itu mungkin, karena hampir semua orang berhubungan satu sama lain di Sulu. Ada ASG (Kelompok Abu Sayyaf) yang punya kerabat di kepolisian Sulu kecil," ujarnya.
Dalam pernyataan terpisah yang diperoleh Al Jazeera, Mayor Jenderal Edgard Arevalo, juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, mengatakan militer siaga tinggi setelah insiden ini.
"Kami menyarankan masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada untuk memantau dan melaporkan setiap orang atau barang yang mencurigakan atau aktivitas yang tidak biasa di daerah tersebut," katanya.
Abu Sayyaf telah lama berjuang untuk kemerdekaan di wilayah selatan Mindanao, yang mereka anggap sebagai tanah air leluhur mereka sejak masa penjajahan pra-Spanyol.
Kelompok ini terkenal karena penculikan, perampokan, dan pemboman mematikan. Kelompok ini juga bersekutu dengan kelompok bersenjata ISIS.
Kurang dari dua minggu lalu, pihak berwenang menangkap sub-komandan Abu Sayyaf Idang Susukan saat dia mengunjungi pemimpin Front Pembebasan Islam Moro Nur Misuari di kota Davao, kota kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Kehadiran Susukan di Davao telah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan di Mindanao. Selama bertahun-tahun, Susukan dicari atas berbagai tuduhan pembunuhan di selatan negara yang bergolak.
Sobejana juga mengatakan, dua wanita pelaku bom bunuh diri tersebut kemungkinan adalah tersangka yang sama yang sedang dilacak oleh empat perwira intelijen militer. Keempat petugas tersebut tewas dalam konfrontasi dengan petugas polisi Jolo pada bulan Juni.
Dalam sidang Senat di Manila pada hari Senin, tak lama sebelum serangan di Jolo, Mayor Jenderal Corleto Vinluan, seorang komandan militer di Mindanao, juga mengatakan "mungkin" petugas polisi yang terlibat dalam penembakan terhadap perwira militer tersebut terkait dengan anggota Abu Sayyaf.
"Itu mungkin, karena hampir semua orang berhubungan satu sama lain di Sulu. Ada ASG (Kelompok Abu Sayyaf) yang punya kerabat di kepolisian Sulu kecil," ujarnya.
Dalam pernyataan terpisah yang diperoleh Al Jazeera, Mayor Jenderal Edgard Arevalo, juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina, mengatakan militer siaga tinggi setelah insiden ini.
"Kami menyarankan masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada untuk memantau dan melaporkan setiap orang atau barang yang mencurigakan atau aktivitas yang tidak biasa di daerah tersebut," katanya.
Abu Sayyaf telah lama berjuang untuk kemerdekaan di wilayah selatan Mindanao, yang mereka anggap sebagai tanah air leluhur mereka sejak masa penjajahan pra-Spanyol.
Kelompok ini terkenal karena penculikan, perampokan, dan pemboman mematikan. Kelompok ini juga bersekutu dengan kelompok bersenjata ISIS.
Kurang dari dua minggu lalu, pihak berwenang menangkap sub-komandan Abu Sayyaf Idang Susukan saat dia mengunjungi pemimpin Front Pembebasan Islam Moro Nur Misuari di kota Davao, kota kelahiran Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Kehadiran Susukan di Davao telah menimbulkan kekhawatiran tentang keamanan di Mindanao. Selama bertahun-tahun, Susukan dicari atas berbagai tuduhan pembunuhan di selatan negara yang bergolak.
tulis komentar anda