Pinjaman China Semakin Menjebak Ekonomi Pakistan
Senin, 05 Agustus 2024 - 16:05 WIB
Nilai proyek CPEC mencapai USD65 miliar, dengan tujuan utama membangun koneksi pengiriman barang China dari pelabuhan Gwadar di Laut Arab melewati perbatasan pegunungan ke wilayah Xinjiang, China.
CPEC juga telah mengalokasikan miliaran dolar untuk pengembangan infrastruktur energi di Pakistan.
Azeem Khalid, pakar investasi China di Pakistan, mengatakan kepada DW bahwa pembangunan pembangkit listrik yang didanai China telah memperburuk kesulitan ekonomi Pakistan.
"Daripada membangun pembangkit listrik milik pemerintah, Pakistan mengizinkan perusahaan-perusahaan China untuk beroperasi sebagai Produsen Listrik Independen (IPP), yang menyebabkan pembayaran kapasitas terlepas dari produksi. Hal ini pada dasarnya menyebabkan penduduk membayar listrik yang tidak mereka gunakan," kata Khalid.
Menurut data tahun 2022, Pakistan memiliki utang China senilai USD26,6 miliar, lebih banyak daripada negara lain mana pun di dunia.
Safiya Aftab, ekonom yang berbasis di Islamabad, mengatakan kepada DW bahwa suku bunga pinjaman China tidak lunak dan berkisar sekitar 3,7 persen.
"Pinjaman ini diberikan untuk infrastruktur, yang secara teori seharusnya mulai menghasilkan keuntungan. Menurut saya, masalah utamanya adalah kapasitas penyerapan Pakistan yang buruk. Pemerintah tidak dapat melanjutkan proyek sesuai jadwal," katanya.
Fokus Produksi Listrik
CPEC juga telah mengalokasikan miliaran dolar untuk pengembangan infrastruktur energi di Pakistan.
Azeem Khalid, pakar investasi China di Pakistan, mengatakan kepada DW bahwa pembangunan pembangkit listrik yang didanai China telah memperburuk kesulitan ekonomi Pakistan.
"Daripada membangun pembangkit listrik milik pemerintah, Pakistan mengizinkan perusahaan-perusahaan China untuk beroperasi sebagai Produsen Listrik Independen (IPP), yang menyebabkan pembayaran kapasitas terlepas dari produksi. Hal ini pada dasarnya menyebabkan penduduk membayar listrik yang tidak mereka gunakan," kata Khalid.
Terbebani Pinjaman China
Menurut data tahun 2022, Pakistan memiliki utang China senilai USD26,6 miliar, lebih banyak daripada negara lain mana pun di dunia.
Safiya Aftab, ekonom yang berbasis di Islamabad, mengatakan kepada DW bahwa suku bunga pinjaman China tidak lunak dan berkisar sekitar 3,7 persen.
"Pinjaman ini diberikan untuk infrastruktur, yang secara teori seharusnya mulai menghasilkan keuntungan. Menurut saya, masalah utamanya adalah kapasitas penyerapan Pakistan yang buruk. Pemerintah tidak dapat melanjutkan proyek sesuai jadwal," katanya.
tulis komentar anda