Viral, Majikan Singapura Biayai Pengobatan Kanker PRT Indonesia Rp842 Juta
Selasa, 23 Juli 2024 - 11:17 WIB
SINGAPURA - Sebuah keluarga Singapura telah membayar biaya pengobatan kanker sebesar SD70.000 (lebih dari Rp842 juta) untuk pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia. Kemurahan hati sang majikan telah viral di media sosial dengan pujian bermunculan.
Chen Daimei, wanita dari keluarga tersebut, tidak hanya membayar tagihan pengobatan kanker otak sebesar SD70.000, tetapi juga mempekerjakan pembantu lain untuk merawat PRT Indonesia bernama Purwati atau dikenal sebagai Wati.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Singapura berbahasa Mandarin, Shin Min Daily News pada 14 Juli, Chen (60) menyebutkan bagaimana dia mengenal Wati selama lebih dari 15 tahun.
Chen menyebutkan bahwa pada 10 Februari, hari pertama Tahun Baru Imlek, Wati sempat mengalami sakit kepala hebat saat hendak membuat kopi.
Rasa sakit dirasakan sangat luar biasa dan jarang terjadi pada Wati yang berusia 50 tahun. Wati tidak dapat berdiri tegak karena rasa sakit tersebut.
Chen, yang menggambarkan Wati “sehat secara fisik” terkejut dan bergegas membawa Wati ke Singapore General Hospital (SGH). Sayangnya, mereka mendapat kabar yang mengecewakan karena dokter menginformasikan bahwa Wati menderita tumor berukuran 2,9 cm di otaknya.
Wati kemudian menjalani dua kali operasi. Kraniotomi pada hari berikutnya setelah diagnosisnya untuk mengangkat tumor, dan satu lagi bersamaan dengan perawatan elektroterapi dan kemoterapi untuk kanker tersebut.
Hampir setengah dari tagihan SD130.000 miliknya dapat diklaim berdasarkan asuransinya. Saat itulah Chen dan suaminya memutuskan untuk mensponsori sisa SD70.000 biaya pengobatan tersebut.
Chen Daimei, wanita dari keluarga tersebut, tidak hanya membayar tagihan pengobatan kanker otak sebesar SD70.000, tetapi juga mempekerjakan pembantu lain untuk merawat PRT Indonesia bernama Purwati atau dikenal sebagai Wati.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Singapura berbahasa Mandarin, Shin Min Daily News pada 14 Juli, Chen (60) menyebutkan bagaimana dia mengenal Wati selama lebih dari 15 tahun.
Chen menyebutkan bahwa pada 10 Februari, hari pertama Tahun Baru Imlek, Wati sempat mengalami sakit kepala hebat saat hendak membuat kopi.
Rasa sakit dirasakan sangat luar biasa dan jarang terjadi pada Wati yang berusia 50 tahun. Wati tidak dapat berdiri tegak karena rasa sakit tersebut.
Chen, yang menggambarkan Wati “sehat secara fisik” terkejut dan bergegas membawa Wati ke Singapore General Hospital (SGH). Sayangnya, mereka mendapat kabar yang mengecewakan karena dokter menginformasikan bahwa Wati menderita tumor berukuran 2,9 cm di otaknya.
Wati kemudian menjalani dua kali operasi. Kraniotomi pada hari berikutnya setelah diagnosisnya untuk mengangkat tumor, dan satu lagi bersamaan dengan perawatan elektroterapi dan kemoterapi untuk kanker tersebut.
Hampir setengah dari tagihan SD130.000 miliknya dapat diklaim berdasarkan asuransinya. Saat itulah Chen dan suaminya memutuskan untuk mensponsori sisa SD70.000 biaya pengobatan tersebut.
tulis komentar anda