7 Strategi Khamenei Menjadikan Massoud Pezeshkian Menjadi Presiden Iran

Kamis, 18 Juli 2024 - 22:22 WIB
Ayatollah Ali Khamenei memiliki strategi jitu dalam menjadikan Massoud Pezeshkian menjadi presiden Iran. Foto/Reuters
TEHERAN - Ketika para pejabat intelijen memberi pengarahan kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei pada bulan Mei menjelang pemilihan presiden yang dipercepat tentang kesulitan ekonomi dan tindakan keras terhadap kebebasan sosial, sebagian besar warga Iran berencana memboikot pemilu tersebut dan jumlah pemilih hanya sekitar 13%.

Saat itulah Khamenei memutuskan untuk merencanakan pemilu yang diatur dengan hati-hati, menyiapkan panggung bagi tokoh moderat yang kurang dikenal namun dipercaya, Massoud Pezeshkian, untuk naik ke kursi kepresidenan dalam persaingan yang pada awalnya akan didominasi oleh kelompok garis keras, kata lima orang yang mengetahui masalah tersebut. Reuters.

7 Strategi Khamenei Menjadikan Massoud Pezeshkian Menjadi Presiden Iran

1. Intervensi Pemilu

Khamenei mengumpulkan beberapa penasihatnya yang paling tepercaya untuk membahas rencananya dalam setidaknya tiga pertemuan pada akhir Mei di kediamannya di sebuah kompleks benteng di Teheran, menurut lima orang tersebut, yang merupakan dua sumber garis keras, seorang pejabat tinggi keamanan dan dua orang dalam lingkaran dalam Khamenei.



Pemimpin tertinggi khawatir jumlah pemilih yang rendah akan merusak kredibilitas ulama dan dia memerintahkan mereka yang hadir untuk mencari cara untuk mengarahkan pemilu, kata salah satu orang yang diberi pengarahan tentang pertemuan tersebut.

Pemilu tersebut diadakan setelah Presiden Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter pada bulan Mei. Kematiannya mengacaukan rencana banyak rekan garis keras yang menginginkan dia menggantikan Khamenei yang berusia 85 tahun dan memicu perlombaan di antara kelompok garis keras untuk mempengaruhi pemilihan pemimpin tertinggi berikutnya.

Pertemuan di kediaman Khamenei dihadiri oleh sekelompok kecil pejabat senior dan pembantu keamanan, sekutu dekat dan penasihatnya Ali Akbar Velayati, serta dua komandan senior pasukan elit Garda Revolusi.

Tujuan Khamenei adalah untuk melestarikan Republik Islam di tengah perbedaan pendapat dalam negeri dan meningkatnya ketegangan dengan Barat dan Israel mengenai Gaza, yang diperburuk oleh keterlibatan sekutu Teheran, Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman, menurut lima orang tersebut, yang diberi pengarahan secara rinci tentang hal tersebut. apa yang dikatakan Khamenei selama pertemuan mengenai rencana dan tujuannya.

2. Mencari Capres yang Menarik Perhatian Seluruh Lapisan Masyarakat

Salah satu orang dalam yang mengetahui pertemuan tersebut mengatakan Khamenei yakin Iran membutuhkan seorang presiden yang dapat menarik berbagai lapisan masyarakat, namun tidak akan menentang teokrasi Syiah yang berkuasa.

Sejumlah nama pun melayang pada pertemuan kedua. Khamenei menyarankan Pezeshkian sebagai orang yang dapat memupuk persatuan di antara mereka yang berkuasa, menjembatani kesenjangan antara kelompok ulama dan masyarakat, dan memastikan kelancaran proses seleksi untuk pemimpin tertinggi berikutnya, kata dua sumber.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More