7 Strategi Khamenei Menjadikan Massoud Pezeshkian Menjadi Presiden Iran

Kamis, 18 Juli 2024 - 22:22 WIB
Jalili termasuk dalam kubu ultra-garis keras "Paydari", yang menganjurkan pembatasan sosial yang lebih ketat, kemandirian, kebijakan luar negeri yang agresif - dan diyakini telah memilih kandidatnya untuk menggantikan Khamenei, kata mantan anggota parlemen Iran Noureddin Pirmoazen, seorang reformis sekarang berbasis di Amerika Serikat.

Kemenangan Jalili, yang menentang perjanjian nuklir dengan negara-negara besar pada tahun 2015, akan mengirimkan sinyal negatif kepada Barat karena negara-negara Barat memberikan tekanan pada Teheran atas program pengayaan uraniumnya yang berkembang pesat, kata tiga analis dan dua diplomat kepada Reuters.

“Dengan meningkatnya kemungkinan kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih… Republik Islam memerlukan sosok yang moderat untuk menjaga dialog dengan Barat tetap terbuka dan mengurangi ketegangan,” kata seorang diplomat Barat di wilayah tersebut.

Seorang juru bicara Dewan Wali mengatakan: "Ini adalah pemilu yang transparan dan tidak memihak."

Jalili dan Qalibaf tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS mengatakan: "Kami tidak bisa berspekulasi mengenai teori spesifik tentang apa yang mungkin terjadi di balik layar pemilihan presiden Iran baru-baru ini. Apa yang bisa kami katakan dengan pasti adalah bahwa pemilu di Iran tidak bebas dan tidak adil."

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih tidak menanggapi secara langsung pertanyaan mengenai pokok-pokok cerita ini, namun mengatakan Washington tidak menduga pemilu ini akan membawa perubahan mendasar dalam arah Iran atau lebih menghormati hak asasi warga negaranya.

7. Mengangkat Pemimpin dari Etnis Minoritas

Pezeshkian, yang merupakan etnis minoritas Azeri, memenangkan putaran pertama dengan mayoritas pemilih yang menurut para analis sebagian besar adalah kelas menengah perkotaan atau kelompok muda yang sangat kecewa dengan tindakan keras keamanan selama bertahun-tahun.

Namun tingkat partisipasi pemilih hanya 40%, yang terendah dibandingkan pemilu apa pun di Republik Islam, dan pemilu berlangsung antara Pezeshkian dan Jalili yang sangat anti-Barat.

Qalibaf, seorang tokoh keamanan yang menyuarakan pandangan Khamenei dalam setiap isu besar, seperti mendukung kekuasaan ulama, menempati posisi ketiga.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More