Sosok 2 Capres Tersisa Iran Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili, Reformis vs Ultrakonservatif

Minggu, 30 Juni 2024 - 19:03 WIB
Dia dengan keras menentang perjanjian nuklir tahun 2015, dengan alasan perjanjian itu melanggar “garis merah” Iran dengan mengizinkan inspeksi situs nuklir.

Jalili meraih gelar doktor ilmu politik dari Universitas Emam Sadegh di Teheran, sebuah lembaga yang didirikan untuk melatih kader Republik Islam.

Pada awal tahun 2000-an, dia menjabat sebagai bagian dari kantor pemimpin tertinggi dan bertanggung jawab atas laporan-laporan strategis utama.

Di bawah kepemimpinan presiden garis keras Mahmoud Ahmadinejad, Jalili menjabat sebagai wakil menteri luar negeri untuk Eropa dan Amerika Selatan.

Pada pemilihan presiden tahun 2013, Jalili menempati posisi ketiga dengan hanya memperoleh 11 persen suara. Pada tahun 2021, dia menarik pencalonannya dan memilih Raisi, yang kemudian menang.

Kekuasaan di Iran pada akhirnya berada di tangan Khamenei, sehingga hasil ini tidak akan menunjukkan adanya perubahan besar dalam kebijakan program nuklir Iran atau dukungannya terhadap milisi di Timur Tengah. Namun presiden menjalankan pemerintahan sehari-hari dan dapat memengaruhi kebijakan Iran.
(mas)
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More