Sosok 2 Capres Tersisa Iran Masoud Pezeshkian dan Saeed Jalili, Reformis vs Ultrakonservatif

Minggu, 30 Juni 2024 - 19:03 WIB
“Jika kita berhasil mencabut sanksi, masyarakat akan memiliki kehidupan yang lebih mudah, sementara jika sanksi terus berlanjut berarti membuat hidup masyarakat sengsara,” katanya dalam salah satu wawancara yang disiarkan televisi.

Jika terpilih, Pezeshkian akan menerapkan kebijakan negara di bawah Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei, yang memegang kekuasaan tertinggi di Iran.

2. Saeed Jalili



Mantan perunding nuklir ultrakonservatif Jalili, yang akan menghadapi Pezeshkian dalam putaran kedua pilpres, dikenal karena sikapnya yang sangat anti-Barat.

Jalili bertujuan untuk menyatukan kelompok-kelompok Iran yang terfragmentasi faksi konservatif di putaran kedua mendatang.

Jalili, yang memperoleh lebih dari 9,4 juta suara, didukung oleh sejumlah besar pemilih garis keras yang menganut slogan “tidak ada kompromi, tidak ada penyerahan diri” kepada Barat.

Lahir pada 6 September 1965 di Masyhad, Jalili berasal dari keluarga menengah yang taat. Dikenal karena kepribadiannya yang bertutur kata lembut namun kaku dan religius, dia telah memegang beberapa peran senior sepanjang kariernya.

Saat ini, Jalili adalah salah satu perwakilan Khamenei di Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, badan keamanan tertinggi Iran.

Jalili bertugas dalam perang Iran-Irak, di mana dia terluka oleh pecahan peluru, yang menyebabkan kaki kanannya diamputasi. Dari tahun 2007 hingga 2013, dia memimpin negosiasi mengenai program nuklir Iran, dan mempertahankan sikap tanpa kompromi.

Kritikus menuduhnya melakukan retorika ideologis selama negosiasi dengan pemerintah Barat, dan tidak secara jelas mengartikulasikan posisi Iran.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More