Putin dan Kim Jong-un Tandatangani Pakta Pertahanan, Berikut 5 Konsekuensinya
Rabu, 19 Juni 2024 - 20:40 WIB
PYONGYANG - Para pemimpin Korea Utara dan Rusia menandatangani perjanjian pada hari Rabu yang memperdalam kerja sama militer mereka dengan memasukkan janji pertahanan bersama untuk saling membantu jika diserang.
Kim Jong-un dari Korea Utara menyebut hubungan baru itu sebagai " persekutuan".
Kim berbicara pada konferensi pers yang jarang terjadi setelah pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin di Pyongyang, mengumumkan penandatanganan “kemitraan strategis komprehensif” yang menurut pemimpin Rusia mencakup elemen pertahanan.
Foto/AP
“Perjanjian kemitraan komprehensif yang ditandatangani hari ini antara lain memberikan bantuan timbal balik jika terjadi agresi terhadap salah satu pihak dalam perjanjian ini,” kata Putin, yang melakukan kunjungan pertamanya ke Korea Utara dalam 24 tahun.
Kunjungan Putin, yang kemungkinan akan membentuk kembali hubungan Rusia-Korea Utara selama beberapa dekade pada saat keduanya menghadapi isolasi internasional, diawasi dengan ketat oleh Seoul dan Washington, yang telah menyatakan keprihatinannya mengenai meningkatnya hubungan militer mereka.
Reaksi dari China, yang merupakan pemberi bantuan politik dan ekonomi utama bagi Korea Utara dan sekutu yang semakin penting bagi Moskow, tidak banyak bicara.
Kim Jong-un dari Korea Utara menyebut hubungan baru itu sebagai " persekutuan".
Kim berbicara pada konferensi pers yang jarang terjadi setelah pertemuannya dengan Presiden Vladimir Putin di Pyongyang, mengumumkan penandatanganan “kemitraan strategis komprehensif” yang menurut pemimpin Rusia mencakup elemen pertahanan.
Putin dan Kim Jong-un Tandatangani Pakta Pertahanan, Berikut 5 Konsekuensinya
1. Bantuan Timbal Balik Jika Salah Satu Pihak Diserang
Foto/AP
“Perjanjian kemitraan komprehensif yang ditandatangani hari ini antara lain memberikan bantuan timbal balik jika terjadi agresi terhadap salah satu pihak dalam perjanjian ini,” kata Putin, yang melakukan kunjungan pertamanya ke Korea Utara dalam 24 tahun.
Kunjungan Putin, yang kemungkinan akan membentuk kembali hubungan Rusia-Korea Utara selama beberapa dekade pada saat keduanya menghadapi isolasi internasional, diawasi dengan ketat oleh Seoul dan Washington, yang telah menyatakan keprihatinannya mengenai meningkatnya hubungan militer mereka.
Reaksi dari China, yang merupakan pemberi bantuan politik dan ekonomi utama bagi Korea Utara dan sekutu yang semakin penting bagi Moskow, tidak banyak bicara.
tulis komentar anda